29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:08 AM WIB

Gunung Agung Erupsi, Siapkan Dana Recovery Rp 160 Miliar

RadarBali.com – Pertemuan Menteri Pariwisata, Arief Yahya dengan para organisasi pelaku pariwisata di Bali membahas sejumlah skenario ketika terjadi erupsi Gunung Agung.

Dalam pertemuan yang berlangsung di Kantor Bali Tourism Board (BTB) kemarin (11/10), membahas tentang informasi, pelayanan dan dampak hingga pemulihan.

Dia mengungkapkan, ada tiga skenario yang dibahas, tiga skenario tersebut meliputi informasi, pelayanan dan juga pemulihan (recovery) pasca terjadi letusan.

Untuk informasi, pihaknya menganggarkan dana senilai Rp 5 miliar sebagai langkah komunikasi yang diasumsikan hingga jangka 3 bulan.

Dia berharap dengan anggaran tersebut, informasi yang disampaikan oleh Bali Tourism Hospitality (BTH) sebagai corong informasi berjalan bagus.

“Jadi, tidak ada penyimpangan informasi,” jelasnya kepada awak media. Total dana recovery secara keseluruhan, dia merinci dari jumlah wisatawan yang datang perharinya mencapai 40 ribu dengan rata-rata masa tinggal 4 hari.

Selama empat hari itu ada sekitar 160 ribu wisatawan. Dari 160 ribu orang ini rata-rata pengeluaran Rp 1 juta, maka ketemu angka Rp 160 miliar.

“Pengeluaran dari wisatawan ini sebagian akan ditanggung airline, sebagian akomodasi di hari pertama,” bebernya.

Nah dia berharap, dari jumlah Rp 160 miliar ini bisa ditanggung secara gotong royong. “Mulai dari pemerintah di setempat seperti Denpasar, Badung dan Gianyar,” jelasnya.

Sementara untuk langkah recovery, pihaknya akan menggunakan media sosial. Dari media sosial tersebut disepakati untuk melibatkan wisatawan yang tengah berlibur di kawasan yang aman di Bali.

Sehingga wilayah yang menjadi lokasi wisata dari wisatawan seperti Badung, Denpasar dan beberapa destinasi wisata lainnya di Bali di share sehingga mencerminkan kondisi Bali yang menyenangkan.

“Karena wisatawan yang paling merasakan, jadi melalui medsos, mereka mengabarkan kondisi Bali,” terangnya.

Lebih lanjut menteri asal Banyuwangi ini menuturkan, bencana bisa terjadi di mana saja, mulai dari bencana alam, buatan manusia dan juga bencana akibat kegagalan teknologi.

Jadi, sebuah bencana tidak ada yang menghendaki dan tidak yang mengharapkan. Dalam kondisi ini negara-negara lain bisa memahami dan tidak saling menyudutkan ketika satu negara tertimpa musibah.

Negara lain ini seharusnya bisa berempati,” kata Arief. Alumni Institut Teknologi Banding ini menuturkan, di saat seperti ini dia meminta para pelaku industri pariwisata memberikan pelayanan yang terbaik.

Saat ini pihak Kementerian dan juga pelaku wisata menyiapkan berbagai skenario terkait akses, akomodasi dan juga atraksi ketika terjadi erupsi.

“Namun untuk detailnya kami tidak bisa sampaikan, jadi rekan media percayalah kami punya emergency plan,” bebernya. (zul/mus)

RadarBali.com – Pertemuan Menteri Pariwisata, Arief Yahya dengan para organisasi pelaku pariwisata di Bali membahas sejumlah skenario ketika terjadi erupsi Gunung Agung.

Dalam pertemuan yang berlangsung di Kantor Bali Tourism Board (BTB) kemarin (11/10), membahas tentang informasi, pelayanan dan dampak hingga pemulihan.

Dia mengungkapkan, ada tiga skenario yang dibahas, tiga skenario tersebut meliputi informasi, pelayanan dan juga pemulihan (recovery) pasca terjadi letusan.

Untuk informasi, pihaknya menganggarkan dana senilai Rp 5 miliar sebagai langkah komunikasi yang diasumsikan hingga jangka 3 bulan.

Dia berharap dengan anggaran tersebut, informasi yang disampaikan oleh Bali Tourism Hospitality (BTH) sebagai corong informasi berjalan bagus.

“Jadi, tidak ada penyimpangan informasi,” jelasnya kepada awak media. Total dana recovery secara keseluruhan, dia merinci dari jumlah wisatawan yang datang perharinya mencapai 40 ribu dengan rata-rata masa tinggal 4 hari.

Selama empat hari itu ada sekitar 160 ribu wisatawan. Dari 160 ribu orang ini rata-rata pengeluaran Rp 1 juta, maka ketemu angka Rp 160 miliar.

“Pengeluaran dari wisatawan ini sebagian akan ditanggung airline, sebagian akomodasi di hari pertama,” bebernya.

Nah dia berharap, dari jumlah Rp 160 miliar ini bisa ditanggung secara gotong royong. “Mulai dari pemerintah di setempat seperti Denpasar, Badung dan Gianyar,” jelasnya.

Sementara untuk langkah recovery, pihaknya akan menggunakan media sosial. Dari media sosial tersebut disepakati untuk melibatkan wisatawan yang tengah berlibur di kawasan yang aman di Bali.

Sehingga wilayah yang menjadi lokasi wisata dari wisatawan seperti Badung, Denpasar dan beberapa destinasi wisata lainnya di Bali di share sehingga mencerminkan kondisi Bali yang menyenangkan.

“Karena wisatawan yang paling merasakan, jadi melalui medsos, mereka mengabarkan kondisi Bali,” terangnya.

Lebih lanjut menteri asal Banyuwangi ini menuturkan, bencana bisa terjadi di mana saja, mulai dari bencana alam, buatan manusia dan juga bencana akibat kegagalan teknologi.

Jadi, sebuah bencana tidak ada yang menghendaki dan tidak yang mengharapkan. Dalam kondisi ini negara-negara lain bisa memahami dan tidak saling menyudutkan ketika satu negara tertimpa musibah.

Negara lain ini seharusnya bisa berempati,” kata Arief. Alumni Institut Teknologi Banding ini menuturkan, di saat seperti ini dia meminta para pelaku industri pariwisata memberikan pelayanan yang terbaik.

Saat ini pihak Kementerian dan juga pelaku wisata menyiapkan berbagai skenario terkait akses, akomodasi dan juga atraksi ketika terjadi erupsi.

“Namun untuk detailnya kami tidak bisa sampaikan, jadi rekan media percayalah kami punya emergency plan,” bebernya. (zul/mus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/