AMLAPURA—Usai erupsi Kamis dini hari (13/6) Gunun Agung tampak terselimuti mendung tebal.
Meski berselimut mendung, dari informasi yang berhasil dihimpun Jawa Pos Radar Bali, pascaterjadi erupsi pada Kamis dini hari, gunung berapi tertinggi di Bali ini mengalami 44 kali hembusan.
Bahkan jumlah hembusan tersebut dapat terlihat dalam catatan laporan magmavar aktivitas Gunung Agung periode pengamatan Kamis (13/06) dari pukul 06.00 Wita sampai 12.00 Wita.
Dimana sesuai laporan terekam 44 hembusam dengan Amplitudo 3 – 26 mm berdurasi 20-62 detik.
Selain hembusan, terekam pula gempa vulkanik dangkal sebanyak 1 kali dengan Amplitudo 8 mm berdurasi 20 detik.
Gempa vulkanik dalam pun terjadi 1 kali dengan Amplitudo 5 mm berdurasi 22 detik.
Sementara itu sebelum erupsi terjadi, juga terekam beberapa gempa tektonik yang mengguncang sisi utara Gunung Agung.
Kasubid Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur, Dr. Devy Kamil Syahbana bahkan menyatakan jika gempa tersebut memang berkaitan dengan adanya suplai magma baru dari kedalaman perut Gunung Agung.
“Ya gempa yang terjadi mengindikasikan adanya suplai magma baru Gunung Agung,” ujarnya.
Namun demikian PVMBG tetap menetapkan Gunung Agung pada level III dengan radius Zona bahaya sejauh 4 km.
Jadi warga masyarakat dilarang mendekat ke zona bahaya apalagi melakukan pendakian.