25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:11 AM WIB

Diduga Hanya Copy-Paste, Perbekel Minta Amdal Bendungan Dikaji Ulang

RadarBali.com – Dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) pembangunan Bendungan Tamblang, diminta dikaji ulang.

Penyebabnya, ada sejumlah hal ganjil yang muncul dalam dokumen. Kuat dugaan dokumen itu hanya sekadar copy paste belaka, dan tak sesuai dengan fakta riil di lapangan.

Keganjilan dokumen amdal Bendungan Tamblang itu, diungkap Perbekel Tamblang Nengah Sudarsana.

Sudarsana mengungkapkan, dokumen amdal bendungan sebenarnya sudah disosialisasikan di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bali belum lama ini.

Dirinya juga telah mendapatkan buku dokumen sejak beberapa bulan lalu. Setelah dicermati, ternyata ada beberapa hal nyaplir yang tercantum dalam dokumen itu.

Lantaran banyak hal nyaplir, Sudarsana meminta agar dokumen itu bisa dikaji ulang sebelum pembangunan dilakukan pada tahun 2018 mendatang.

Kejanggalan pertama adalah data lahan yang akan terendam air, belum sesuai dengan fakta di lapangan.

Data lahan terdampak, banyak mencantumkan nama petani penggarap alias penyakap sebagai pemilik lahan terdampak.

Padahal pemilik lahan dengan petani penggarap jelas-jelas berbeda. Selain itu, dalam dokumen juga ditemukan ada beberapa fauna yang terdampak.

Fauna itu adalah biota laut dan kangguru. Padahal kedua fauna itu jelas-jelas tidak ada di sekitar areal pembangunan bendungan.

Biota laut pun diprediksi tidak terdampak, karena bendungan berjarak sekitar 15 kilometer dari pantai.

“Kami mohon agar dilakukan kajian ulang. Supaya dokumen amdalnya lebih jelas dan dimengerti masyarakat. Terutama soal pemilik lahan, supaya jelas siapa-siapa saja yang terdampak,” kata Sudarsana.

Sudarsana juga meminta agar data debit air yang akan ditampung bendungan, dikaji ulang. Pasalnya, dalam dokumen data yang tercantum hanya berbasiskan curah hujan.

“Bisa tidak di sana dicantumkan data debit air yang riil saat musim hujan dan musim panas. Karena data yang ada sekarang masih menggunakan data curah hujan,” tegasnya.

Asal tahu saja, proses pembangunan Bendungan Tamblang akan dimulai pada tahun 2018. Konon bendungan ini sudah direncanakan sejak medio 1980-an silam dan kemungkinan baru akan terwujud tahun depan.

Sedianya bendungan akan membendung Tukad Aya dan Tukad Sangburni yang menjadi perbatasan antara Kecamatan Kubutambahan dengan Kecamatan Sawan. 

RadarBali.com – Dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) pembangunan Bendungan Tamblang, diminta dikaji ulang.

Penyebabnya, ada sejumlah hal ganjil yang muncul dalam dokumen. Kuat dugaan dokumen itu hanya sekadar copy paste belaka, dan tak sesuai dengan fakta riil di lapangan.

Keganjilan dokumen amdal Bendungan Tamblang itu, diungkap Perbekel Tamblang Nengah Sudarsana.

Sudarsana mengungkapkan, dokumen amdal bendungan sebenarnya sudah disosialisasikan di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bali belum lama ini.

Dirinya juga telah mendapatkan buku dokumen sejak beberapa bulan lalu. Setelah dicermati, ternyata ada beberapa hal nyaplir yang tercantum dalam dokumen itu.

Lantaran banyak hal nyaplir, Sudarsana meminta agar dokumen itu bisa dikaji ulang sebelum pembangunan dilakukan pada tahun 2018 mendatang.

Kejanggalan pertama adalah data lahan yang akan terendam air, belum sesuai dengan fakta di lapangan.

Data lahan terdampak, banyak mencantumkan nama petani penggarap alias penyakap sebagai pemilik lahan terdampak.

Padahal pemilik lahan dengan petani penggarap jelas-jelas berbeda. Selain itu, dalam dokumen juga ditemukan ada beberapa fauna yang terdampak.

Fauna itu adalah biota laut dan kangguru. Padahal kedua fauna itu jelas-jelas tidak ada di sekitar areal pembangunan bendungan.

Biota laut pun diprediksi tidak terdampak, karena bendungan berjarak sekitar 15 kilometer dari pantai.

“Kami mohon agar dilakukan kajian ulang. Supaya dokumen amdalnya lebih jelas dan dimengerti masyarakat. Terutama soal pemilik lahan, supaya jelas siapa-siapa saja yang terdampak,” kata Sudarsana.

Sudarsana juga meminta agar data debit air yang akan ditampung bendungan, dikaji ulang. Pasalnya, dalam dokumen data yang tercantum hanya berbasiskan curah hujan.

“Bisa tidak di sana dicantumkan data debit air yang riil saat musim hujan dan musim panas. Karena data yang ada sekarang masih menggunakan data curah hujan,” tegasnya.

Asal tahu saja, proses pembangunan Bendungan Tamblang akan dimulai pada tahun 2018. Konon bendungan ini sudah direncanakan sejak medio 1980-an silam dan kemungkinan baru akan terwujud tahun depan.

Sedianya bendungan akan membendung Tukad Aya dan Tukad Sangburni yang menjadi perbatasan antara Kecamatan Kubutambahan dengan Kecamatan Sawan. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/