TABANAN – Perbekel Samsan, Kerambitan, Tabanan Dewa Made Sukma Medya tetap menyuarakan suara warganya yang menolak daerahnya jadi lokasi karantina pekerja migran Indonesia (PMI) yang baru datang dari luar negeri.
Masyarakat tetap pada pendirian semula. “Masyarakat tetap menolak,” ujar Perbekel Samsam Dewa Made Sukma Medya.
Dia menambahkan, jika benar ada wacana Desa Samsam jadi lokasi di Politeknik Angkutan Darat Bali (Poltrada) itu dijadikan tempat karantina
ODP Covid-19 oleh pemerintah, ia berharap agar pemerintah meninjau ulang dan mencari lokasi yang jauh dari pemukiman warga.
“Hal ini wajar, karena masyarakat kami sangat takut dan khawatir. Kami berharap agar wilayah kami tidak dijadikan lokasi karantina,” tandas Medya.
Di lain sisi, spanduk penolakan warga desa Samsam, Kerambitan terhadap Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Bali akhirnya dicabut Satpol PP Tabanan, Minggu (12/4) lalu.
Pencabutan spanduk penolakan warga Samsam yang menolak wilayahnya sebagai lokasi karantina Orang Dalam Pantauan (ODP) Covid-19 tersebut untuk meredam situasi di tengah pandemi corona saat ini.
Kesatpol PP Tabanan, I Wayan Sarba menuturkan, spanduk penolakan yang tersebar di tiga titik desa Samsam itu sudah melalui koordinasi terlebih dahulu dengan pemangku desa dalam hal ini perbekel desa Samsam.
Bahkan kata dia, penurunan spanduk itu juga melibatkan perangkat desa Samsam serta memberikan pemahaman kepada masyarakat setempat.
“Spnduk yang tersebar di tiga titik itu sudah kami turunkan. Untuk meredam situasi agar tetap kondusif,” kata Sarba.
Perbekel Samsam Dewa Made Sukma Medya membenarkan penurunan spanduk penolakan oleh Satpol PP itu dan juga melalui koordinasi dengan pemerintah Desa Samsam.