29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 11:40 AM WIB

Alamak…Puluhan Siswa di Buleleng Terancam DO

RadarBali.com – Puluhan siswa di Buleleng terancam tak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

Saat ini ada puluhan orang lulusan sekolah dasar yang potensial drop out karena berbagai alasan. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng pun mengupayakan agar puluhan siswa itu bisa melanjutkan pendidikan mereka pada jenjang SMP.

Sejak awal pekan ini, Disdikpora Buleleng melakukan pendataan siswa-siswa yang berpotensi DO. Hingga Kamis (13/7), tercatat ada 91 orang siswa yang potensial DO.

Baik itu lulusan sekolah dasar, maupun lulusan madrasah. Mereka ditemukan di delapan kecamatan yang ada di Buleleng. Hanya di Kecamatan Buleleng yang tak ditemukan siswa drop out.

Puluhan siswa itu tak mau melanjutkan pendidikannya dengan berbagai alasan. Ada yang mengalami disabilitas fisik maupun disabilitas mental, sekolah jauh dari pemukiman, tidak mampu secara ekonomi, dilarang orang tua, hingga yang tak berminat lagi sekolah.

“Sampai hari ini (kemarin, Red) ada 91 orang yang potensi tidak melanjutkan sekolah (drop out, Red). Besok (hari ini, Red) kami bahas bersama dan tindaklanjuti biar mereka bisa melanjutkan pendidikannya,” kata Kepala Disdikpora Buleleng, Gede Suyasa.

Dari sisi daya tampung sekolah, menurut Suyasa, saat ini SMP negeri masih bisa menampung siswa-siswa yang terancam putus sekolah itu.

Kalau toh mereka berminat bersekolah, mereka masih bisa ditampung di sekolah negeri. Disdikpora Buleleng pun sudah menyiapkan beberapa solusi.

Nantinya siswa yang rumahnya jauh dari sekolah, akan disediakan alat transportasi. Sedangkan siswa-siswa yang tak memiliki uang saku maupun kebutuhan lainnya, akan dibantu lewat dana CSR.

Khusus siswa disabilitas fisik, akan disediakan kursi roda dan mendapat perlakuan khusus pada pelajaran olah raga.

Masalah terbesar yang dihadapi, adalah siswa yang tak mau melanjutkan sekolah. “Ada kami temukan yang begitu. Sudah ada donatur siap membantu uang saku Rp 10ribu sehari, tapi masih tidak mau sekolah. Karena minat sudah tidak ada. Ini sedang kami upayakan dengan semua pihak, biar siswa ini mau bersekolah lagi,” demikian Suyasa. 

 

RadarBali.com – Puluhan siswa di Buleleng terancam tak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

Saat ini ada puluhan orang lulusan sekolah dasar yang potensial drop out karena berbagai alasan. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng pun mengupayakan agar puluhan siswa itu bisa melanjutkan pendidikan mereka pada jenjang SMP.

Sejak awal pekan ini, Disdikpora Buleleng melakukan pendataan siswa-siswa yang berpotensi DO. Hingga Kamis (13/7), tercatat ada 91 orang siswa yang potensial DO.

Baik itu lulusan sekolah dasar, maupun lulusan madrasah. Mereka ditemukan di delapan kecamatan yang ada di Buleleng. Hanya di Kecamatan Buleleng yang tak ditemukan siswa drop out.

Puluhan siswa itu tak mau melanjutkan pendidikannya dengan berbagai alasan. Ada yang mengalami disabilitas fisik maupun disabilitas mental, sekolah jauh dari pemukiman, tidak mampu secara ekonomi, dilarang orang tua, hingga yang tak berminat lagi sekolah.

“Sampai hari ini (kemarin, Red) ada 91 orang yang potensi tidak melanjutkan sekolah (drop out, Red). Besok (hari ini, Red) kami bahas bersama dan tindaklanjuti biar mereka bisa melanjutkan pendidikannya,” kata Kepala Disdikpora Buleleng, Gede Suyasa.

Dari sisi daya tampung sekolah, menurut Suyasa, saat ini SMP negeri masih bisa menampung siswa-siswa yang terancam putus sekolah itu.

Kalau toh mereka berminat bersekolah, mereka masih bisa ditampung di sekolah negeri. Disdikpora Buleleng pun sudah menyiapkan beberapa solusi.

Nantinya siswa yang rumahnya jauh dari sekolah, akan disediakan alat transportasi. Sedangkan siswa-siswa yang tak memiliki uang saku maupun kebutuhan lainnya, akan dibantu lewat dana CSR.

Khusus siswa disabilitas fisik, akan disediakan kursi roda dan mendapat perlakuan khusus pada pelajaran olah raga.

Masalah terbesar yang dihadapi, adalah siswa yang tak mau melanjutkan sekolah. “Ada kami temukan yang begitu. Sudah ada donatur siap membantu uang saku Rp 10ribu sehari, tapi masih tidak mau sekolah. Karena minat sudah tidak ada. Ini sedang kami upayakan dengan semua pihak, biar siswa ini mau bersekolah lagi,” demikian Suyasa. 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/