27.3 C
Jakarta
20 November 2024, 18:39 PM WIB

Begini Pengakuan Dua Nelayan Pasca Diamuk Gelombang

RadarBali.com – Buhrin, 41, bersama Misari, 35, dua nelayan asal desa Air Kuning, Jembrana, Kamis (13/7) pagi ketiban sial.

Saat mereka kembali dari melaut, jukung yang mereka gunakan dihantam gelombang besar sampai terbalik. Beruntung kedua nelayan itu berhasil diselamatkan oleh nelayan lain.

Misari menuturkan,  setelah mendapat ikan tongkol sekitar setengah boks mereka memutuskan untuk pulang.

Saat perjalanan pulang, langit lagi mendung dan angin kencang disertai gelombang tinggi. Posisinya saat itu  sekitar 4 mil di perairan selatan Bali dengan kedalaman 250 meter.

Nah, saat memasang layar, tiba-tiba katir jukung di sebelah kanan patah sehingga jukung tidak seimbang dan akhirnya terbalik.

Beruntung saat peristiwa tersebut, ada tiga nelayan tradisional lainnya melintas dan akhirnya keduanya bisa selamat dan jukung yang terbalik ditarik oleh jukung lain ke darat.

Mereka tiba di darat sekitar pukul 13.00. Setelah satu jam mengapung, ada nelayan lain yang menolong. Nelayan yang menolong sempat menyelam untuk membalikkan jukung.

Sementara nelayan lain  menginformasikan ke keluarga di rumah melalui telpon dan akhirnya hal ini dilaporkan ke aparat desa dan diteruskan ke pihak kepolisian dan tim SAR.

Akibat musibah tersebut, setengah boks atau sekitar 20 kilo ikan tongkol hasil mancing bersama alat-alat lainya hilang.

“Semua alat-alat kira-kira seharga Rp 4,5 juta hilang. Belum lagi mesin jukung sudah pasti rusak seharga Rp 7 juta,” ujar Misari.

Misari mengaku terpaksa melaut meskipun cuaca tidak menentu karena banyak keperluan seperti anak-anak sekolah. 

Perbekel Airkuning Zamanuri membenarkan musibah yang menimpa dua warganya. “Beruntung keduanya selamat setelah ditolong oleh nelayan lain. Kini keduanya masih dirawat di Puskesmas setempat,” pungkasnya.

RadarBali.com – Buhrin, 41, bersama Misari, 35, dua nelayan asal desa Air Kuning, Jembrana, Kamis (13/7) pagi ketiban sial.

Saat mereka kembali dari melaut, jukung yang mereka gunakan dihantam gelombang besar sampai terbalik. Beruntung kedua nelayan itu berhasil diselamatkan oleh nelayan lain.

Misari menuturkan,  setelah mendapat ikan tongkol sekitar setengah boks mereka memutuskan untuk pulang.

Saat perjalanan pulang, langit lagi mendung dan angin kencang disertai gelombang tinggi. Posisinya saat itu  sekitar 4 mil di perairan selatan Bali dengan kedalaman 250 meter.

Nah, saat memasang layar, tiba-tiba katir jukung di sebelah kanan patah sehingga jukung tidak seimbang dan akhirnya terbalik.

Beruntung saat peristiwa tersebut, ada tiga nelayan tradisional lainnya melintas dan akhirnya keduanya bisa selamat dan jukung yang terbalik ditarik oleh jukung lain ke darat.

Mereka tiba di darat sekitar pukul 13.00. Setelah satu jam mengapung, ada nelayan lain yang menolong. Nelayan yang menolong sempat menyelam untuk membalikkan jukung.

Sementara nelayan lain  menginformasikan ke keluarga di rumah melalui telpon dan akhirnya hal ini dilaporkan ke aparat desa dan diteruskan ke pihak kepolisian dan tim SAR.

Akibat musibah tersebut, setengah boks atau sekitar 20 kilo ikan tongkol hasil mancing bersama alat-alat lainya hilang.

“Semua alat-alat kira-kira seharga Rp 4,5 juta hilang. Belum lagi mesin jukung sudah pasti rusak seharga Rp 7 juta,” ujar Misari.

Misari mengaku terpaksa melaut meskipun cuaca tidak menentu karena banyak keperluan seperti anak-anak sekolah. 

Perbekel Airkuning Zamanuri membenarkan musibah yang menimpa dua warganya. “Beruntung keduanya selamat setelah ditolong oleh nelayan lain. Kini keduanya masih dirawat di Puskesmas setempat,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/