NEGARA – Gangguan cuaca buruk memaksa otoritas pelabuhan kembali memberlakukan system buka tutup penyeberangan.
Setelah Minggu (12/8) siang, penyeberangan ditutup dua jam karena angin kencang dan gelombang tinggi, malamnya penyeberangan ditutup kembali karena cuaca yang sama.
Angin kencang dan gelombang tinggi di selat Bali memang sempat mereda sehingga penyebrangan di selat Bali yang ditutup pada Minggu pukul 11.55 dibuka kembali pukul 13.50.
Kapal-kapal yang melayani penyebrangan kembali beroprasi dan kendaraan yang menumpuk di pelabuhan perlahan bisa disebrangkan.
Namun, memasuki malam hari angin kencang dan gelombang tinggi kembali terjadi. Angin dengan kecepatan sampai 35 knot dan gelombang tinggi sampai 1 meter lebih serta arus kuat itu sangat membahayakan pelayaran kapal.
Syahbandar akhrnya menutup kembali penyebrangan mulai pukul 21.30. “Karena angin kencang dan gelombang. penyebrangan ditunda sampai cuaca membaik,” ujar Syahbandar Gilimanuk, Nyoman Suryantha, singkat.
Dihentikanya penyebrangan karena cuaca buruk maka penguna jasa otomatis harus ikut menunggu. Perlahan parkir siap muat di pelabuhan menumpuk.
Semakin malam kemdaraan terutama truk semakin banyak sehingga antrean tidak bisa dihindari. Sekitar pukul 23.00 antrean sudah sampai di terminal manuver dan Senin (13/8) dinihari sampai di depan kantor lurah Gilimanuk.
“Tadi saya diberitahu teman katanya penyebrangan sudah buka. Ternyata sekarang tutup lagi,” ujar Ahmad, salah satu sopir truk.
Anggota Polsek Kawasan Laut juga turun untuk mengatur antrean kendaraan tersebut. Setelah empat jam lebih, penyebrangan ditutup angin kencang dan gelombang tingi mereda.
Setelah cuaca dinilai aman untuk pelayaran, Syahbandar lalu membuka penyebrangan pukul 01.50. Kapal yang sudah muat kemudian langsung diberangkatkan dan kapal yang mengapung kembali melanjutkan pelayaranya.
Antrean kendaraan akhirnya semakin memendek dan pukul 05.00 semuanya sudah masuk pelabuhan. “Antrean sudah habis saat subuh dan arus lalulintas kembali normal,”ujar Panit Lantas Polsek Kawasan Laut Gilimanuk, Ipda Budi Swastika.
Sementara itu, Syahbandar Ketapang, Eka Cakrawala yang dikonfirmasi terpisah mengatakan, untuk meminimalisir resiko pelayaran kapal saat cuaca buruk dilakukan dengan penundaan sementara akivitas penyebrangan di selat Bali.
“Kami selalu berkoordinasi. Jika di Gilimanuk meminta penundaan maka kami di Ketapang juga melakukanya. Begitupula sebaliknya. Ini dilakukan demi keselamatan pelayaran,”ungkapnya.(