25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:10 AM WIB

Sebelum Pesawat Jatuh, Copilot Sugiarta Titip Pesan ini ke Keluarga…

AMLAPURA – Kepergian Co Pilot Dimonim Air jenis PAC PK HVC I Wayan Sugiarta meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga besarnya di Karangasem.

Tepatnya di Banjar Pande Besi, Desa Budekeling, Bebendem, Karangasem.  Co Pilot yang bekerja di PT Mertha Buana Abadi ini gugur dalam tugasnya di Papua Sabtu lalu.

Sugiarta termasuk salah satu korban tewas bersama tujuh rekanya dan penumpang. Disebutkan dari kecelakaan tersebut hanya satu orang yang berhasil selamat.

Paman almarhum I Wayan Sugiarta, Pande Made Wiratnaya mengatakan, sebelum kecelakaan korban sempat mengatakan akan berhenti bekerja karena resiko di Papua sangat besar.

Di mana, kata Pande, cuaca buruk kerap terjadi secara tiba – tiba sehingga sangat membahayakan dunia penerbangan.

“Rencananya begitu, mau berhenti bekerja karena di Papua sangat berisiko,” kata Pande. Almarhum adalah anak tertua dari tiga bersaudara pasangan Ni Kadek Nyampuh Marheni dan Made Kertiyasa. 

Almarhum meninggalkan seorang istri Ni Komang Srimaheni. Insiden ini, kata dia, membuat keluarga besar shock.

Bahkan, ibu korban, Nyampuh Marheni yang mengidap jantung langsung drop dan sejak kemarin mendapat perawatan di RS Prima Medika.

“Jenazah keponakan saya sudah diterbangkan dari Papua. Rencana akan dikubur hari ini di Karangasem begitu jenazah datang,” imbuhnya.

Untuk pengebenan masih direncanakan karena harus rembug dengan keluarga terlebih dulu. “Prosesinya mekingsan di geni dulu,” ujar Pande.

 

AMLAPURA – Kepergian Co Pilot Dimonim Air jenis PAC PK HVC I Wayan Sugiarta meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga besarnya di Karangasem.

Tepatnya di Banjar Pande Besi, Desa Budekeling, Bebendem, Karangasem.  Co Pilot yang bekerja di PT Mertha Buana Abadi ini gugur dalam tugasnya di Papua Sabtu lalu.

Sugiarta termasuk salah satu korban tewas bersama tujuh rekanya dan penumpang. Disebutkan dari kecelakaan tersebut hanya satu orang yang berhasil selamat.

Paman almarhum I Wayan Sugiarta, Pande Made Wiratnaya mengatakan, sebelum kecelakaan korban sempat mengatakan akan berhenti bekerja karena resiko di Papua sangat besar.

Di mana, kata Pande, cuaca buruk kerap terjadi secara tiba – tiba sehingga sangat membahayakan dunia penerbangan.

“Rencananya begitu, mau berhenti bekerja karena di Papua sangat berisiko,” kata Pande. Almarhum adalah anak tertua dari tiga bersaudara pasangan Ni Kadek Nyampuh Marheni dan Made Kertiyasa. 

Almarhum meninggalkan seorang istri Ni Komang Srimaheni. Insiden ini, kata dia, membuat keluarga besar shock.

Bahkan, ibu korban, Nyampuh Marheni yang mengidap jantung langsung drop dan sejak kemarin mendapat perawatan di RS Prima Medika.

“Jenazah keponakan saya sudah diterbangkan dari Papua. Rencana akan dikubur hari ini di Karangasem begitu jenazah datang,” imbuhnya.

Untuk pengebenan masih direncanakan karena harus rembug dengan keluarga terlebih dulu. “Prosesinya mekingsan di geni dulu,” ujar Pande.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/