26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 4:37 AM WIB

TPA Bengkala Overload, DLH Buleleng Siapkan Rp 2,27 M

BENGKALA – Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bengkala overload. 

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng pun kewalahan mengatasi sampah di kawasan perkotaan. 

Pasalnya proses pemilihan sampah ternyata tak berjalan dengan efektif. 

Akibatnya, seluruh sampah rumah tangga tertampung di TPA Bengkala, hingga mengakibatkan kondisi TPA itu kelebihan kapasitas alias overload.

Tahun ini saja, volume sampah perkotaan yang masuk ke TPA Bengkala mencapai 150 kubik per harinya. 

Volume tersebut terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Pemerintah sebenarnya telah merancang strategis agar volume pembuangan sampah ke TPA Bengkala berkurang. 

Mulai dari membangun Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di desa, pembentukan bank sampah, hingga bantuan pinjam pakai mobil pikap pengangkut sampah. 

Sayangnya, upaya itu belum berjalan efektif.

Idealnya, sampah dipilah pada tingkat rumah tangga dan TPST. 

Sehingga sampah organik dapat diolah menjadi pupuk, sementara residunya masuk ke TPA Bengkala. 

“Kami akan evaluasi dulu TPST dan mobil pengangut sampah itu sejauh ini pemanfaatannya seperti apa. 

Biar pemanfaatannya optimal, tidak digunakan untuk kegiatan lain,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Buleleng, Putu Ariadi Pribadi.

Menurut Ariadi, dengan keberadaan TPST dan mobil pengangkut sampah, idealnya pengelolaan sampah di desa bisa berlangsung dengan optimal. 

Namun ia tak memungkiri jika volume sampah yang masuk ke TPST cukup besar. 

Sehingga menyulitkan pemilahan sampah di TPST.

Pihaknya berencana melakukan pendekatan dengan desa, agar pihak desa membayar petugas pemilah sampah menggunakan dana desa.

Sehingga tak terlalu membebani keuangan daerah.

Khusus untuk TPA Bengkala, Ariadi mengaku pemerintah telah menyiapkan langkah untuk melakukan perluasan.

“Sudah terpasang anggarannya Rp 2,27 miliar. Mudah-mudahan tahun ini pembebasan lahan sudah bisa terlaksana,” kata Ariadi.

BENGKALA – Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bengkala overload. 

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng pun kewalahan mengatasi sampah di kawasan perkotaan. 

Pasalnya proses pemilihan sampah ternyata tak berjalan dengan efektif. 

Akibatnya, seluruh sampah rumah tangga tertampung di TPA Bengkala, hingga mengakibatkan kondisi TPA itu kelebihan kapasitas alias overload.

Tahun ini saja, volume sampah perkotaan yang masuk ke TPA Bengkala mencapai 150 kubik per harinya. 

Volume tersebut terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Pemerintah sebenarnya telah merancang strategis agar volume pembuangan sampah ke TPA Bengkala berkurang. 

Mulai dari membangun Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di desa, pembentukan bank sampah, hingga bantuan pinjam pakai mobil pikap pengangkut sampah. 

Sayangnya, upaya itu belum berjalan efektif.

Idealnya, sampah dipilah pada tingkat rumah tangga dan TPST. 

Sehingga sampah organik dapat diolah menjadi pupuk, sementara residunya masuk ke TPA Bengkala. 

“Kami akan evaluasi dulu TPST dan mobil pengangut sampah itu sejauh ini pemanfaatannya seperti apa. 

Biar pemanfaatannya optimal, tidak digunakan untuk kegiatan lain,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Buleleng, Putu Ariadi Pribadi.

Menurut Ariadi, dengan keberadaan TPST dan mobil pengangkut sampah, idealnya pengelolaan sampah di desa bisa berlangsung dengan optimal. 

Namun ia tak memungkiri jika volume sampah yang masuk ke TPST cukup besar. 

Sehingga menyulitkan pemilahan sampah di TPST.

Pihaknya berencana melakukan pendekatan dengan desa, agar pihak desa membayar petugas pemilah sampah menggunakan dana desa.

Sehingga tak terlalu membebani keuangan daerah.

Khusus untuk TPA Bengkala, Ariadi mengaku pemerintah telah menyiapkan langkah untuk melakukan perluasan.

“Sudah terpasang anggarannya Rp 2,27 miliar. Mudah-mudahan tahun ini pembebasan lahan sudah bisa terlaksana,” kata Ariadi.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/