27.1 C
Jakarta
23 November 2024, 16:37 PM WIB

Hasil Budi Daya Ikan Nila Diolah Jadi Kerupuk dan Krispi

Budi daya ikan nila bukanlah hasil akhir. Lapas Tabanan juga mengembangkan ikan nila dari hasil budidaya di kolam itu juga diolah menjadi kerupuk dan krispi.

  

___ 

JULIADI, Tabanan

___

 

KEPALA Lapas Tabanan, Raden Budiman Priatna Kusumah menjelaskan, hasil ikan nila yang dibudidaya oleh warga binaan, dilakukan pengolahan menjadi produk turunan.

 

Ikan nila dipisahkan antara daging dan kulitnya. Daging ikan nila selain dibawa ke rumah makan dan restaurant Jepang, juga sebagai lauk ikan dari warga binaan di dalam lapas. Sementara kulit ikan nila dikeringkan untuk menjadi olahan makanan kerupuk dan krispi.  

 

“Jadi kami berdayakan warga binaan. Warga binaan laki-laki khusus mengelola budidaya ikan. Sedangkan warga binaan perempuan membuat olahan makanan ikan,”  jelas Raden, Rabu (14/4).

 

Budidaya ikan nila dan olahan makanan kerupuk ikan nila yang sudah berjalan 9 bulan lebih. Sudah mampu memberikan tabungan kepada warga binaan.

 

Setiap hasil penjualan, selisih hasil dibagi dua dengan warga binaan. Misalnya keuntungan Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta tetap dibagikan dua dengan warga binaan.

 

Untuk olahan ikan rata-rata setiap harinya warga binaan mampu mengolah 3 kilogram ikan nila menjadi makan kerupuk. Dari 3 kilogram ikan nila tersebut menghasilkan 60 bungkus kemasan kerupuk ikan nila seberat 40 gram. Dengan harga jual kerupuk ikan nila yang dikemas Rp 10 ribu.

 

Iniah yang pihaknya maksud memberdayakan warga binaan sehingga mampu menghasilkan nilai ekonomi. Budidaya ikan nila kepada warga bukan hanya mereka mendapat cara budidaya ikan. Melainkan juga mendapat strategi pasar.

 

“Di samping besar harapan kami warga binaan ketika keluar dari dalam lapas sudah memiliki bekal usaha,” pungkasnya. (habis)

Budi daya ikan nila bukanlah hasil akhir. Lapas Tabanan juga mengembangkan ikan nila dari hasil budidaya di kolam itu juga diolah menjadi kerupuk dan krispi.

  

___ 

JULIADI, Tabanan

___

 

KEPALA Lapas Tabanan, Raden Budiman Priatna Kusumah menjelaskan, hasil ikan nila yang dibudidaya oleh warga binaan, dilakukan pengolahan menjadi produk turunan.

 

Ikan nila dipisahkan antara daging dan kulitnya. Daging ikan nila selain dibawa ke rumah makan dan restaurant Jepang, juga sebagai lauk ikan dari warga binaan di dalam lapas. Sementara kulit ikan nila dikeringkan untuk menjadi olahan makanan kerupuk dan krispi.  

 

“Jadi kami berdayakan warga binaan. Warga binaan laki-laki khusus mengelola budidaya ikan. Sedangkan warga binaan perempuan membuat olahan makanan ikan,”  jelas Raden, Rabu (14/4).

 

Budidaya ikan nila dan olahan makanan kerupuk ikan nila yang sudah berjalan 9 bulan lebih. Sudah mampu memberikan tabungan kepada warga binaan.

 

Setiap hasil penjualan, selisih hasil dibagi dua dengan warga binaan. Misalnya keuntungan Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta tetap dibagikan dua dengan warga binaan.

 

Untuk olahan ikan rata-rata setiap harinya warga binaan mampu mengolah 3 kilogram ikan nila menjadi makan kerupuk. Dari 3 kilogram ikan nila tersebut menghasilkan 60 bungkus kemasan kerupuk ikan nila seberat 40 gram. Dengan harga jual kerupuk ikan nila yang dikemas Rp 10 ribu.

 

Iniah yang pihaknya maksud memberdayakan warga binaan sehingga mampu menghasilkan nilai ekonomi. Budidaya ikan nila kepada warga bukan hanya mereka mendapat cara budidaya ikan. Melainkan juga mendapat strategi pasar.

 

“Di samping besar harapan kami warga binaan ketika keluar dari dalam lapas sudah memiliki bekal usaha,” pungkasnya. (habis)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/