33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:58 PM WIB

Bali Rawan Gempa, Siagakan Tim Reaksi Cepat di Titik Rawan Bencana

NEGARA – Gempa bumi yang terjadi dua kali pada Selasa (13/8) malam, dipastikan tidak menyebabkan kerusakan bangunan.

Karena gempa bumi sering terjadi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana, menyiagakan personil reaksi cepat untuk melakukan pemantauan di titik rawan.

Gempa bumi yang terjadi pada Selasa lalu, pertama terjadi sekitar pukul 18.21 wita. Kekuatan gempa bumi magnitudo 5.0 Skala Richter, berada di 167 kilometer barat daya Jembrana dengan kedalaman 10 kilometer.

Kemudian gempa bumi terjadi pada magnitudo 4,9 skala richer, berada pada koordinat 9,76 LS dan 113,98 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 170 km arah barat daya Kota Negara, Jembrana pada kedalaman 40 km.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana I Ketut Eko Susilo Artha Permana mengatakan, gempa yang terjadi dipastikan tidak menyebabkan kerusakan.

“Goyangan gempa tidak terlalu keras, bahkan hanya sebagian yang merasakan,” ujar I Ketut Eko Susilo Artha Permana.

Eko menambahkan, tim reaksi cepat sudah melakukan pemantauan menyisir pesisir pantai dan pemukiman padat penduduk.

“Kami sudah sebarkan tim untuk memantau untuk memastikan dampak dari gempa dan sampai saat ini tidak ada kerusakan, baik hasil pantauan maupun laporan warga,” jelasnya.

Karena gempa sering terjadi dalam beberapa hari terakhir ini, tim reaksi cepat BPBD Jembrana sudah siaga untuk mengantisipasi jika terjadi bencana.

Relawan bencana yang dibentuk di masing-masing desa juga sudah diminta untuk selalu siaga. Masyarakat juga diminta untuk memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal setelah terjadi gempa.

Hal itu untuk memastikan kestabilan bangunan setelah gempa bumi terjadi sehingga tidak membahayakan.

Mantan Camat Pekutatan ini kembali menekankan agar masyarakat tidak mudah percaya dengan isu gempa bumi yang akan terjadi.

Masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

“Masyarakat harus tetap waspada, karena wilayah Indonesia secara umum memang berada di cincin api,” tandasnya.  

NEGARA – Gempa bumi yang terjadi dua kali pada Selasa (13/8) malam, dipastikan tidak menyebabkan kerusakan bangunan.

Karena gempa bumi sering terjadi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana, menyiagakan personil reaksi cepat untuk melakukan pemantauan di titik rawan.

Gempa bumi yang terjadi pada Selasa lalu, pertama terjadi sekitar pukul 18.21 wita. Kekuatan gempa bumi magnitudo 5.0 Skala Richter, berada di 167 kilometer barat daya Jembrana dengan kedalaman 10 kilometer.

Kemudian gempa bumi terjadi pada magnitudo 4,9 skala richer, berada pada koordinat 9,76 LS dan 113,98 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 170 km arah barat daya Kota Negara, Jembrana pada kedalaman 40 km.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana I Ketut Eko Susilo Artha Permana mengatakan, gempa yang terjadi dipastikan tidak menyebabkan kerusakan.

“Goyangan gempa tidak terlalu keras, bahkan hanya sebagian yang merasakan,” ujar I Ketut Eko Susilo Artha Permana.

Eko menambahkan, tim reaksi cepat sudah melakukan pemantauan menyisir pesisir pantai dan pemukiman padat penduduk.

“Kami sudah sebarkan tim untuk memantau untuk memastikan dampak dari gempa dan sampai saat ini tidak ada kerusakan, baik hasil pantauan maupun laporan warga,” jelasnya.

Karena gempa sering terjadi dalam beberapa hari terakhir ini, tim reaksi cepat BPBD Jembrana sudah siaga untuk mengantisipasi jika terjadi bencana.

Relawan bencana yang dibentuk di masing-masing desa juga sudah diminta untuk selalu siaga. Masyarakat juga diminta untuk memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal setelah terjadi gempa.

Hal itu untuk memastikan kestabilan bangunan setelah gempa bumi terjadi sehingga tidak membahayakan.

Mantan Camat Pekutatan ini kembali menekankan agar masyarakat tidak mudah percaya dengan isu gempa bumi yang akan terjadi.

Masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

“Masyarakat harus tetap waspada, karena wilayah Indonesia secara umum memang berada di cincin api,” tandasnya.  

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/