GIANYAR – Tradisi Mepatung, semacam membeli daging babi urunan, dipotong, lalu dibagi merata dilestarikan oleh Bupati Gianyar, Made Mahayastra.
Bersama jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan staf, bupati memotong babi di halaman belakang Kantor Bupati Gianyar kemarin.
Menurut Bupati Mahayastra, setiap hari raya Galungan, sekitar 20 babi dipotong oleh Mahayastra bersama staf dan jajaran DPC PDIP Gianyar.
“Kalau di rumah dengan staf ada 12 ekor. Ditambah disini dan dengan sekretariat (Kantor Bupati, red) ada sekitar 20 ekor. Itu dilakukan setiap Galungan,” ujar Mahayastra.
Bupati Mahayastra mengatakan, Mepatung ini sebagai ajang kebersamaan. Diakui, Mahayastra awalnya tidak pernah ngerecah (memotong) secara langsung.
Namun, kesempatan itu bisa digunakan untuk berbaur dengan staf. “Ini semata-mata untuk menjaga kebersamaan.
Karena Gianyar harus dibangun bersama-sama. Tidak mungkin hanya seorang bupati bisa menyelesesaikan semua permasalahan yang ada,” jelasnya.
Bagi Mahayastra, tradisi Mepatung sudah dilakukan semenjak 2004 lalu. Sejak dia menjabat Ketua DPRD Gianyar.
“Sebenarnya dari dulu sudah dilakukan. Semenjak jadi ketua DPRD 2004, 16 tahun lalu. Hanya saja dilakukan dengan kelompok yang berbeda-beda.
Lagi dengan sekretariat DPC, Staf, anggota DPRD beserta staf, kali ini dengan staf di Pemkab,” ungkapnya.
Bupati asal Kecamatan Payangan itu menambahkan, momentum Galungan bukan sebatas ritual.
Di dalamnya juga ada proses sosial, kemasyarakatan, gradag-grudug, bareng, kebersamaan, belajar membuat adonan dan belajar berbagi. “Disana nikmati prosesnya berbagi,” pungkasnya.