TABANAN – Permasalahan penanggulangan kebakaran di Kabupaten Tabanan, tampaknya, menjadi masalah yang serius.
Pasalnya, dari segi jumlah armada pemadam kebakaran masih kurang ideal. Lantaran wilayah Tabanan yang begitu luas.
Belum lagi dari 5 unit armada yang ada, kondisinya sudah tak layak jalan karena usia tua. Ada juga mobil pemadam kebakaran yang rusak berat dan butuh perbaikan hingga saat ini.
Unit pemadam kebakaran Tabanan memang saat ini bukan berdiri sendiri sebagai badan atau dinas. Melainkan pengelolaannya di bawah naungan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Tabanan.
Kepala Satpol PP Tabanan I Wayan Sarba menyatakan, walaupun kondisi armada Damkar Tabanan rusak, pihaknya tetap memaksa untuk menggunakannya.
Karena tidak ada lagi kendaraan lain yang bisa digunakan. Dari lima armada Damkar Tabanan nyaris semua tidak berfungsi maksimal.
Ada saja kerusakan. Saat ini pun ada dua kendaraan berusia puluhan tahun yang mengalami kerusakan parah.
“Mobil pemadam ada lima kendaraan, dua unit sudah saya usulkan untuk dihapus atau dimuseumkan, karena usianya sudah tua diatas 30 tahun, sudah tidak dapat digunakan,” aku Sarba.
Menurut Sarba, setiap kali mobil-mobil Damkar Tabanan berusia tua dipaksa untuk penanganan kebakaran, perasaan khawatir dan was-was pasti ada.
“Ya, kami takut mobil tersebut rem blong ketika digunakan, namun tetap bisa melaju. Maka tidak heran mobil Damkar Tabanan sekali pakai ada saja yang rusak. Entah itu kompling, perseneleng, pokoknya ada saja yang rusak,” ungkapnya.
Diakui Sarba, selama ini untuk unit pemadam kebakaran diberikan anggaran setiap tahunnya Rp 100 juta. Anggaran tersebut untuk biaya pemeliharaan armada.
Anggaran tersebut untuk mencukupi kebutuhan Damkar Tabanan. Namun, kenyataan tidak. Ternyata banyak yang tak tertutupi. Baik itu kegiatan dan biaya operasional lainnya.
“Saya kira mencukupi awal-awalnya Rp 100 juta. Ternyata sekali rusak, anggaran perbaikan bisa menghabiskan Rp 58 juta. Itu kalau rusak pompa, belum kerusakan lainnya,” ujarnya.
Yang lebih parah lagi dan mengerikan, kondisi kantor petugas pemadam kebakaran yang rusak parah dan bocor hingga saat ini tak kunjung dilakukan perbaikan.
“Coba dibayangkan itu sangat mengerikan kondisi kantornya,” keluhnya. Sarba menambahkan, pihaknya setiap tahun mengusulkan ada mobil damkar baru.
Tetapi, tak pernah disetujui. Ini lagi-lagi terkendala masalah anggaran yang ada di Tabanan. Pada tahun 2021 mendatang, pihaknya juga mengusulkan anggaran untuk armada damkar baru sekitar Rp 3 miliar.
Kalau untuk satu unit mobil memang harganya lumayan mahal yang standar harganya mencapai Rp 1,7 miliar.
“Mudah-mudahan dapat disetujui usulan pembelian mobil damkar baru. Sehingga dapat melayani masyarakat dalam penanganan kebakaran,” pungkasnya.