33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 14:39 PM WIB

Konflik Dokter – Direksi RS Buleleng, Bupati PAS Klaim Sudah Klir

SINGARAJA – Perseteruan dokter fungsional dengan direksi RSUD Buleleng, terus berlanjut. Siang kemarin, masalah itu memasuki babak baru.

Setelah Wakil Bupati Buleleng dr. Nyoman Sutjidra gagal melakukan medasi, kemarin (14/12) giliran Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana (PAS) yang turun tangan.

Hasilnya, Agus menyebut masalah perseteruan di RSUD Buleleng sudah klir. Kemarin, Bupati Agus mengumpulkan dokter-dokter fungsional di Aula Wijaya Kusuma RSUD Buleleng.

Pertemuan dilangsungkan secara tertutup dan berlangsung selama 1,5 jam. Setelah bertemu dengan dokter fungsional, giliran direksi yang dipanggil.

Pertemuan dengan direksi tak berlangsung lama, hanya sekitar 15 menit saja. Usai pertemuan, Agus menyatakan ada dua masalah mendasar yang sudah ia selesaikan.

Pertama masalah manajerial dan sistem pengadaan barang dan jasa. Khusus masalah manajerial, telah diselesaikan.

Sementara untuk masalah pengadaan barang dan jasa, didelegasikan langsung pada Kepala Inspektorat Buleleng Putu Yasa.

“Saya selesaikan masalah manajerial. Tidak ada persoalan mendasar. Ini hanya masalah komunikasi saja. saya harap Senin depan sudah selesai. Semua komponen duduk bersama dan membangun sesuatu yang baru,” tegas Agus.

Setelah mendengarkan aspirasi dari dokter, Agus menginstruksikan direksi mengakomodir hal-hal yang dianggap penting.

Direksi pun harus melaksanakan apa yang telah ia perintahkan sebagai kepala daerah. “Saya akomodasi semua yang saya anggap penting.

Dirut harus melaksanakan apa yang jadi kebijakan saya, tidak ada negosiasi lagi. Misalnya mau ganti tempat (jabatan, Red) seseorang, agar membuat surat peringatan dulu. Ini procedural dan harus dilakukan,” tegasnya.

Mantan Ketua Komisi III DPRD Bali itu kembali menegaskan permasalahan yang muncul di RSUD Buleleng hanya masalah komunikasi.

Selain itu, Bupati Agus juga meminta para dokter menyampaikan persoalan secara jernih. Ia tak mau permasalahan yang mencuat di RSUD Buleleng

ditumpangi dengan masalah lainnya, seperti permasalahan politik. Masalah itu dikhawatirkan memperuncing masalah yang muncul.

SINGARAJA – Perseteruan dokter fungsional dengan direksi RSUD Buleleng, terus berlanjut. Siang kemarin, masalah itu memasuki babak baru.

Setelah Wakil Bupati Buleleng dr. Nyoman Sutjidra gagal melakukan medasi, kemarin (14/12) giliran Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana (PAS) yang turun tangan.

Hasilnya, Agus menyebut masalah perseteruan di RSUD Buleleng sudah klir. Kemarin, Bupati Agus mengumpulkan dokter-dokter fungsional di Aula Wijaya Kusuma RSUD Buleleng.

Pertemuan dilangsungkan secara tertutup dan berlangsung selama 1,5 jam. Setelah bertemu dengan dokter fungsional, giliran direksi yang dipanggil.

Pertemuan dengan direksi tak berlangsung lama, hanya sekitar 15 menit saja. Usai pertemuan, Agus menyatakan ada dua masalah mendasar yang sudah ia selesaikan.

Pertama masalah manajerial dan sistem pengadaan barang dan jasa. Khusus masalah manajerial, telah diselesaikan.

Sementara untuk masalah pengadaan barang dan jasa, didelegasikan langsung pada Kepala Inspektorat Buleleng Putu Yasa.

“Saya selesaikan masalah manajerial. Tidak ada persoalan mendasar. Ini hanya masalah komunikasi saja. saya harap Senin depan sudah selesai. Semua komponen duduk bersama dan membangun sesuatu yang baru,” tegas Agus.

Setelah mendengarkan aspirasi dari dokter, Agus menginstruksikan direksi mengakomodir hal-hal yang dianggap penting.

Direksi pun harus melaksanakan apa yang telah ia perintahkan sebagai kepala daerah. “Saya akomodasi semua yang saya anggap penting.

Dirut harus melaksanakan apa yang jadi kebijakan saya, tidak ada negosiasi lagi. Misalnya mau ganti tempat (jabatan, Red) seseorang, agar membuat surat peringatan dulu. Ini procedural dan harus dilakukan,” tegasnya.

Mantan Ketua Komisi III DPRD Bali itu kembali menegaskan permasalahan yang muncul di RSUD Buleleng hanya masalah komunikasi.

Selain itu, Bupati Agus juga meminta para dokter menyampaikan persoalan secara jernih. Ia tak mau permasalahan yang mencuat di RSUD Buleleng

ditumpangi dengan masalah lainnya, seperti permasalahan politik. Masalah itu dikhawatirkan memperuncing masalah yang muncul.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/