GIANYAR – Setiap hujan lebat, kawasan Desa Sukawati, dekat pasar seni selalu digenangi banjir. Seperti yang terjadi dua hari terakhir, Minggu (13/12) dan Senin (14/12).
Sampah dan endapan sedimen menjadi penyebabnya. Akibatnya, akses jalan sedikit tersendat.
“Kami tegaskan yang terjadi bukan banjir. Tapi genangan air. Karena biasanya, dua jam setelah banjir air surut. Kalau banjir itu satu dua hari tidak surut,” ujar Perbekel Sukawati, Dewa Gede Dwi Putra kemarin.
Dewa Dwi Putra menambahkan, luberan air itu berasal dari trotoar. Air di trotoar tidak mampu menampung debit air yang besar.
“Masalahnya, saluran trotoar ini menjadi satu dengan saluran subak. Jadi ketika hujan, meluap,” ungkapnya.
Selain itu, saluran trotoar juga meninggi, akibat tumpukan tanah. “Karena ada endapan tanah. Sehingga salurannya menyempit,” jelasnya.
Ditambah lagi dengan ulah nakal oknum yang buang sampah ke got membuat sampah tersumbat dan menambah luberan air. “Sampah juga menjadi salah satu penyebab,” jelasnya.
Terkait kondisi yang terjadi tahun ke tahun itu, pihaknya mengaku sudah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Gianyar.
“Semestinya pada 2020 ini dikerjakan. Bahkan, akan diambil alih oleh Balai Sungai. Cuma kondisinya Covid ini pengerjaan tertunda,” jelasnya.
Meski terkendala Covid, perbaikan trotoar dipastikan berlangsung secepatnya. Apalagi, di lokasi tersebut sedang dibangun proyek pasar seni dan pasar umum.
“Balai Sungai sudah mempertimbangkan. Karena di blok C (pasar seni, red) dikhawatirkan kalau tidak diperbaiki airnya masuk ke basement pasar,” terangnya.
Sementara itu, mengenai ulah nakal pembuang sampah, pihak desa sebetulnya sudah membentuk bank sampah.
“Kami sudah bentuk bank sampah. Jadi masyarakat harus membuang sampah pada tempatnya (bukan di got, red),” pungkasnya.