25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:07 AM WIB

Wabah Corona, Pawai Ogoh-ogoh Malam Nyepi Terancam Batal Digelar

DENPASAR – Dampak virus corona bukan saja membuat pariwisata di Bali sepi.

 

Namun akibat merebaknya wabah penularan virus Covid 19, juga berdampak terhadap gelaran pawai ogoh-ogoh saat malam pengerupukan atau malam Nyepi mendatang.

 

Akibat wabah corona, tradisi mengarak ogoh-ogoh pun terancam batal digelar.

 

Terlebih, pawai ogoh-ogoh terancam digelar setelah Gubernur Bali Wayan Koster secara resmi menetapkan Bali Siaga Penanggulangan Covid 19

 

 

Menanggapi hal ini, Gubenur Bali Wayan Koster belum bisa memberikan ketegasan soal ogoh-ogoh dan rangkaian kegiatan terkait Nyepi.

 

“Pawai ogoh-ogoh besok dirapatkan oleh Parisadha dan Majelis Desa Adat (MDA). Termasuk terkait Melasti. Keputusannya besok,” ujarnya Senin (16/3).

 

Disisi lain, Pinandita Drs I Ketut Pasek Swastika selaku Wakil Ketua Bidang Agama  dan Kepanditaan PHDI Bali menyampaikan ogoh-ogoh merupakan budaya.

 

Jika ditiadakan kegiatan budaya ini maka  menjadi hal yang tidak mungkin.

 

“Tapi perlu dicermati. Barangkali diadakan tapi diseputaran Banjar Desa Pakraman setempat. Tidak keluar (wilayah),” ujarnya.

 

Hal ini sesuai dengan imbauan Menteri Kesehatan untuk tidak berkumpul beramai-ramai terkait virus Corona.

 

“Itu besok kita bahas di PHDI jam 9 pagi,” sambungnya. 

DENPASAR – Dampak virus corona bukan saja membuat pariwisata di Bali sepi.

 

Namun akibat merebaknya wabah penularan virus Covid 19, juga berdampak terhadap gelaran pawai ogoh-ogoh saat malam pengerupukan atau malam Nyepi mendatang.

 

Akibat wabah corona, tradisi mengarak ogoh-ogoh pun terancam batal digelar.

 

Terlebih, pawai ogoh-ogoh terancam digelar setelah Gubernur Bali Wayan Koster secara resmi menetapkan Bali Siaga Penanggulangan Covid 19

 

 

Menanggapi hal ini, Gubenur Bali Wayan Koster belum bisa memberikan ketegasan soal ogoh-ogoh dan rangkaian kegiatan terkait Nyepi.

 

“Pawai ogoh-ogoh besok dirapatkan oleh Parisadha dan Majelis Desa Adat (MDA). Termasuk terkait Melasti. Keputusannya besok,” ujarnya Senin (16/3).

 

Disisi lain, Pinandita Drs I Ketut Pasek Swastika selaku Wakil Ketua Bidang Agama  dan Kepanditaan PHDI Bali menyampaikan ogoh-ogoh merupakan budaya.

 

Jika ditiadakan kegiatan budaya ini maka  menjadi hal yang tidak mungkin.

 

“Tapi perlu dicermati. Barangkali diadakan tapi diseputaran Banjar Desa Pakraman setempat. Tidak keluar (wilayah),” ujarnya.

 

Hal ini sesuai dengan imbauan Menteri Kesehatan untuk tidak berkumpul beramai-ramai terkait virus Corona.

 

“Itu besok kita bahas di PHDI jam 9 pagi,” sambungnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/