DENPASAR – Ambruknya ornamen dinding di sisi barat pondasi Pasar Badung, Denpasar, banyak mengundang kecurigaan banyak pihak.
Maklum, bangunan yang digadang-gadang sebagai bangunan pasar tradisional termegah di Indonesia itu dinilai kualitasnya jauh panggang dari api.
Tidak hanya ornamen dinding yang jebol, bangunan yang diresmikan Presiden Jokowi pada 22 maret 2019 lalu itu juga mengalami kerusakan di sana-sini.
Salah satu pihak yang tidak tinggal diam atas ambruknya orname tersebut adalah Kejari Denpasar. “Kami akan turun ke lapangan,” ujar Kasi Intel Kejari Denpasar, I Gusti Ngurah Agung Ary Kusuma kemarin.
Pria yang akrab disapa Gung Ary itu menambahkan, pihaknya akan turun secara tim. Dalam pembangunan Pasar Badung, Kejari Denpasar merupakan Tim Pengawal, Pengamanan Pemerintah, dan Pembangunan Daerah (TP4D).
Meski hari ini baru turun, Kejari Denpasar sejatinya tidak tinggal diam. Menurut Gung Ary, saat Komisi III Denpasar melakukan inspeksi mendadak (sidak), tim dari Kejari Denpasar juga turut serta.
Pihaknya juga sudah rapat dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Denpasar serta rekanan yang mengerjakan. Rapat tersebut digelar Jumat (13/12) lalu.
“Hasi rapat dengan Dinas PUPR disepakati akan membuat kajian dengan melibatkan para ahli. Kami segera melakukan kajian terkait jebolnya tembok tersebut,” imbuh jaksa penghobi motor antik itu.
Ditanya kemungkinan kejaksaan melakukan investigasi dan membawa kasus ini ke tahap penyelidikan, Gung Ary menyebut semua tergantung pada hasil kajian tim yang turun ke lapangan.
Pihaknya memerlukan informasi dan data yang akurat untuk melakukan kajian. “Apakah memang ada kesalahan pada perencanaan dan pelaksanaannya, atau memang murni karena pergeseran struktur tanah,” jelas pria asal Gianyar, itu.
Kejari Denpasar bersama pihak terkait memang harus bekerja ekstracepat. Pasalnya, sebagian besar pedagang ketir-ketir terhadap kondisi fisik bangunan pasar. Mereka takut kerusakan meluas ke bagian lain.
Sebelumnya, Kadis PUPR Kota Denpasar I Nyoman Ngurah Jimmy kepada awak media mengatakan, pemeliharaan Pasar Badung berakhir pada 28 Desember.
Karena itu, kerusakan akan diperbaiki. Baik perbaikan kecil, besar, maupun kajian teknisnya untuk mengetahui kerusakannya di struktur utama atau struktur tempelan.
Gedung garapan CV. Nindya Karya itu sejatinya empat bulan setelah pemasangan ornamen Bali sudah mulai tampak retak rambut.
Bahkan, semakin hari semakin melebar. Namun, saat itu pihak pemborong mengatakan tidak apa-apa karena bagian yang retak tidak terkena struktur bangunan.
Selain ornamen yang jebol, dilaporkan adanya kerusakan lain seperti WC, basemen, dan tempat pembuangan sampah.