NEGARA – Satipah, 68, korban bencana rumah ambruk akibat hujan dan angin kencang yang terjadi Sabtu (13/3) lalu, sementara tinggal di tenda.
Warga Banjar Munduk, Desa Pohsanten, Kecamatan Mendoyo, tersebut akan menempati tenda sebagai rumah sementara sampai usulan bedah rumah terealisasi.
Tenda untuk dijadikan rumah sementara korban merupakan bantuan Dinas Sosial Jembrana. Selain tenda yang diberikan pada korban, bantuan kebutuhan sehari-hari dan perlengkapan rumah diberikan Dinas Sosial.
“Kalau tendanya diberikan dan kami bantu bangun, sehingga pemilik bisa langsung menempati,” kata Kepala Dinas Sosial Jembrana I Made Dwipayana, didampingi Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial, Perlindungan dan Jaminan Sosial I Nengah Suparta.
Bantuan tenda tersebut diberikan karena rumah korban ambruk rata dengan tanah. Karena itu, untuk aktivitas sehari hari korban sementara dalam tenda bantuan yang dibangun di lahan milik korban.
Sedangkan rumah untuk korban, sudah diusulkan desa mendapatkan bantuan. “Rumahnya ambruk, sama sekali tidak ada,” terangnya.
Sebelumnya, Perbekel Desa Pohsanten I Gusti Agung Kade Sultra Gunadi Putra mengatakan, rumah warga yang dipanggil mbok Jamu tersebut sebenarnya sudah masuk prioritas untuk mendapat bantuan bedah rumah pada tahun anggaran 2021 mendatang.
Akan tetapi, karena rumah ambruk, kalau memungkinkan pada perubahan tahun 2020 ini. Rumah korban yang tinggal sendiri di rumah tersebut terjadi Jumat (13/3) petang, sekitar pukul 18.30 wita.
Saat kejadian hujan dan angin membuat bangunan tua terbuat dari bilah kayu langsung roboh total. Rumah warga yang masuk keluarga miskin tersebut ambruk rata dengan tanah.
Beruntung korban yang berada dalam rumah menyadari rumah akan ambruk, sehingga bisa menyelamatkan diri.