28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:58 AM WIB

Begini Cara Kerja Alat Deteksi Rabies Karya Pelajar Smansa Buleleng

SINGARAJA – Dua orang siswa di SMAN 1 Singaraja berhasil menemukan alat deteksi dini rabies pada hewan, utamanya anjing kintamani.

Penemuan tersebut berhasil lolos dalam lomba sains yang digelar oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Mereka juga berhasil lolos ke Thailand untuk mempresentasikan proyek sains yang mereka temukan.

Alat pendeteksi rabies itu ditemukan oleh Gde Parama Artha Dharma bersama rekannya Made Sabda Dharma Primadika.

Menurut Gede Parama Artha, penyusunan karya ilmiah itu berawal dari kekhawatiran mereka terkait merebaknya kasus rabies.

Apalagi di Kabupaten Buleleng, hampir tiap tahun muncul kasus penularan virus rabies dari hewan pada manusia.

Tak pelak masyarakat pun menjadi phobia. Seringkali masyarakat yang menjadi korban gigitan anjing, meminta vaksin anti rabies (VAR).

Padahal, idealnya pemberian VAR baru diberikan apabila anjing yang menggigit positif rabies. “Selama ini kan orang kalau digigit anjing, langsung minta VAR.

Padahal. itu bisa dicegah. Cukup melakukan deteksi dini, anjingnya positif rabies atau tidak. Alat yang kami rancang, bisa mendeteksinya,” jelasnya.

Cara kerjanya pun cukup sederhana. Air liur anjing yang menggigit harus diambil sebagai sampel. Air liur itu kemudian ditetesi serum dan dialiri listrik.

Apabila terjadi perubahan hambatan, maka anjing tersebut positif rabies. Apabila arus listrik stabil, maka hampir dipastikan tidak ada virus rabies.

Alat itu disebut menggabungkan prinsip kerja dalam ilmu Fisika dan Biologi. Sementara itu Kepala SMAN 1 Singaraja Putu Eka Wilantara mengatakan, kedua siswanya itu sudah menempuh semester akhir dan telah mengikuti ujian nasional.

Meski begitu, pihak sekolah akan tetap melakukan pendampingan karena mereka masih membawa nama almamater dalam lomba tersebut.

“Memang statusnya sudah dilepas. Tapi kami akan tetap dampingi. Dari pihak LIPI juga ada yang mendampingi untuk penguatan materi dan presentasi.

Harapan kami, meskipun kompetisinya setelah lulus, tapi setidakanya ikut mengharumkan nama sekolah dan Indonesia di kancah Internasional,” pungkas Eka. 

SINGARAJA – Dua orang siswa di SMAN 1 Singaraja berhasil menemukan alat deteksi dini rabies pada hewan, utamanya anjing kintamani.

Penemuan tersebut berhasil lolos dalam lomba sains yang digelar oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Mereka juga berhasil lolos ke Thailand untuk mempresentasikan proyek sains yang mereka temukan.

Alat pendeteksi rabies itu ditemukan oleh Gde Parama Artha Dharma bersama rekannya Made Sabda Dharma Primadika.

Menurut Gede Parama Artha, penyusunan karya ilmiah itu berawal dari kekhawatiran mereka terkait merebaknya kasus rabies.

Apalagi di Kabupaten Buleleng, hampir tiap tahun muncul kasus penularan virus rabies dari hewan pada manusia.

Tak pelak masyarakat pun menjadi phobia. Seringkali masyarakat yang menjadi korban gigitan anjing, meminta vaksin anti rabies (VAR).

Padahal, idealnya pemberian VAR baru diberikan apabila anjing yang menggigit positif rabies. “Selama ini kan orang kalau digigit anjing, langsung minta VAR.

Padahal. itu bisa dicegah. Cukup melakukan deteksi dini, anjingnya positif rabies atau tidak. Alat yang kami rancang, bisa mendeteksinya,” jelasnya.

Cara kerjanya pun cukup sederhana. Air liur anjing yang menggigit harus diambil sebagai sampel. Air liur itu kemudian ditetesi serum dan dialiri listrik.

Apabila terjadi perubahan hambatan, maka anjing tersebut positif rabies. Apabila arus listrik stabil, maka hampir dipastikan tidak ada virus rabies.

Alat itu disebut menggabungkan prinsip kerja dalam ilmu Fisika dan Biologi. Sementara itu Kepala SMAN 1 Singaraja Putu Eka Wilantara mengatakan, kedua siswanya itu sudah menempuh semester akhir dan telah mengikuti ujian nasional.

Meski begitu, pihak sekolah akan tetap melakukan pendampingan karena mereka masih membawa nama almamater dalam lomba tersebut.

“Memang statusnya sudah dilepas. Tapi kami akan tetap dampingi. Dari pihak LIPI juga ada yang mendampingi untuk penguatan materi dan presentasi.

Harapan kami, meskipun kompetisinya setelah lulus, tapi setidakanya ikut mengharumkan nama sekolah dan Indonesia di kancah Internasional,” pungkas Eka. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/