29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 3:32 AM WIB

Duh Gusti! Depresi Berat, Dua Warga Gantung Diri Hampir Bersamaan

RadarBali.com – Beban hidup yang kian berat membuat dua warga Jembrana memilih jalan pintas untuk mengakhiri hidup.

Mereka nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri dalam waktu yang hampir bersamaan.

Pertama kali yang melakukan aksi ulah pati itu adalah Gede Agus Diyanahandika, 23, warga Pangkung Manggis, Baler Bale Agung, Negara.

Karyawan swasta itu ditemukan gantung diri, Jumat (15/9) petang di kebun milik ayahnya  I Ketut Sudiarta, 52.

Agus pertama kali ditemukan tergantung di dahan pohon cengkeh oleh Ketut Sori, 48, penggarap kebun asal lingkungan Dewasana, Pendem, Jembrana.

Saat itu Sori yang sedang mencari kayu bakar melihat korban berada di bawah pohon cengkeh dalam keadaan meninggal dengan posisi duduk tertelungkup di tebing kebun dan leher terikat tali nilon warna biru.

Melihat putra pemilik kebun yang dirawat tergantung, Sori yang ketakutan kemudian berlari pulang mencari suaminya, I Putu Arnawa, 48.

“Saat ditemukan korban menggunakan baju kaos warna putih dan celana pendek warna biru,” ujar Kasatreskrim Polres Jembrana AKP Yusak Agustinus Sooai.

Dari hasil olah TKP tak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Hanya ditemukan bekas jeratan pada leher, keluar kotoran pada dubur, terdapat lebam mayat pada bagian dada, punggung dan paha, luka lecet pada jempol kaki kanan, luka kaki cekung pada telapak kaki kiri, luka gores pada paha kiri bagian belakang sampai ke betis.

Panjang tali yang digunakan 2,5 meter, dan tinggi patahan dahan ke tanah 3,10 meter. Dari keterangan keluarga, diperkirakan saat korban gantung diri, dahan pohon cengkeh patah sehingga korban jatuh di bawah pohon cengkeh.

“Korban mengakhiri hidup diduga karena depresi akibat kecelakaan lalulintas yang dialami. Atas kejadian tersebut dari pihak keluarga tidak mempermasalahkan dan telah menerima dengan ikhlas,” jelasnya.

Satu jam kemudian, giliran Putu Artama, 35, ditemukan tergantung di pohon pala kebun pala miliknya. Warga Banjar Manggis Sari, Desa Manggis Sari, Pekutatan itu pertama kali ditemukan istrinya Ni Ketut  Suma Asih, 30.

“Saat ditemukan korban yang mengenakan baju kaos warna hijau dan celana panjang warna hijau susah meninggal,” ungkap AKP Yusak.

Apa penyebabnya? “ Diduga depresi setelah ditinggal mati orangtuanya,” pungkasnya.

RadarBali.com – Beban hidup yang kian berat membuat dua warga Jembrana memilih jalan pintas untuk mengakhiri hidup.

Mereka nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri dalam waktu yang hampir bersamaan.

Pertama kali yang melakukan aksi ulah pati itu adalah Gede Agus Diyanahandika, 23, warga Pangkung Manggis, Baler Bale Agung, Negara.

Karyawan swasta itu ditemukan gantung diri, Jumat (15/9) petang di kebun milik ayahnya  I Ketut Sudiarta, 52.

Agus pertama kali ditemukan tergantung di dahan pohon cengkeh oleh Ketut Sori, 48, penggarap kebun asal lingkungan Dewasana, Pendem, Jembrana.

Saat itu Sori yang sedang mencari kayu bakar melihat korban berada di bawah pohon cengkeh dalam keadaan meninggal dengan posisi duduk tertelungkup di tebing kebun dan leher terikat tali nilon warna biru.

Melihat putra pemilik kebun yang dirawat tergantung, Sori yang ketakutan kemudian berlari pulang mencari suaminya, I Putu Arnawa, 48.

“Saat ditemukan korban menggunakan baju kaos warna putih dan celana pendek warna biru,” ujar Kasatreskrim Polres Jembrana AKP Yusak Agustinus Sooai.

Dari hasil olah TKP tak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Hanya ditemukan bekas jeratan pada leher, keluar kotoran pada dubur, terdapat lebam mayat pada bagian dada, punggung dan paha, luka lecet pada jempol kaki kanan, luka kaki cekung pada telapak kaki kiri, luka gores pada paha kiri bagian belakang sampai ke betis.

Panjang tali yang digunakan 2,5 meter, dan tinggi patahan dahan ke tanah 3,10 meter. Dari keterangan keluarga, diperkirakan saat korban gantung diri, dahan pohon cengkeh patah sehingga korban jatuh di bawah pohon cengkeh.

“Korban mengakhiri hidup diduga karena depresi akibat kecelakaan lalulintas yang dialami. Atas kejadian tersebut dari pihak keluarga tidak mempermasalahkan dan telah menerima dengan ikhlas,” jelasnya.

Satu jam kemudian, giliran Putu Artama, 35, ditemukan tergantung di pohon pala kebun pala miliknya. Warga Banjar Manggis Sari, Desa Manggis Sari, Pekutatan itu pertama kali ditemukan istrinya Ni Ketut  Suma Asih, 30.

“Saat ditemukan korban yang mengenakan baju kaos warna hijau dan celana panjang warna hijau susah meninggal,” ungkap AKP Yusak.

Apa penyebabnya? “ Diduga depresi setelah ditinggal mati orangtuanya,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/