NEGARA – Terminal Negara sejak diresmikan akhir tahun 2019, hingga saat ini belum dimanfaatkan secara optimal.
Terminal tipe C tersebut diperuntukkan untuk angkutan desa dan angkutan kota, namun sejak diresmikan masih jarang yang menggunakan.
Angkutan desa justru lebih sering menggunakan terminal lama. Kepala Bidang Perhubungan I Gusti Agung Kade Oka Diputra mengakui bahwa sejak diresmikan belum digunakan secara optimal.
Di tengah kondisi sepinya penumpang, ditambah lagi dengan pandemi Covid-19 banyak angkutan desa yang tidak beroperasi.
Akibatnya, Terminal Negara sering sepi dari aktivitas angkutan. “Bukan tidak ada angkutan yang masuk terminal, tetap ada meski tidak setiap hari,” ungkapnya.
Menurutnya, para pemilik dan sopir angkutan desa sebenarnya sudah menyetujui untuk menggunakan Terminal Negara sebagai tempat untuk ngetem menunggu penumpang.
Akan tetapi, karena kondisi sepi penumpang memilih berada di terminal lama untuk angkutan warga yang berbelanja di pasar. “Sekarang kondisinya sepi, apalagi saat ini pandemi,” ujarnya.
Terminal yang berada di Jalan Denpasar – Gilimanuk, Desa Baluk, tersebut sempat digunakan untuk penjemputan penumpang bus keluar Bali.
Pihak agen penjualan tiket sudah mengarahkan penumpangnya untuk menunggu bus di terminal, tetapi karena pandemi Covid-19 ini sudah jarang ada yang bepergian keluar kota.
Menurutnya, karena terminal masuk dalam kategori tipe C, sesuai aturan hanya untuk angkutan desa dan angkutan kota, bukan untuk terminal angkutan kota dalam provinsi maupun angkutan kota antar provinsi.
Namun demikian, pihaknya masih berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Provinsi dan Kementerian Perhubungan agar bus angkutan dalam kota dan antar provinsi menggunakan Terminal Negara, sehingga terminal tidak sepi.