27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 7:10 AM WIB

Bupati Himbau PNS Di Bangli Tak Konsumsi Beras Tiap Kamis

BANGLI – Bupati Bangli, Made Gianyar, mengeluarkan Surat Edara (SE) tentang Imbauan Gerakan One Day No Rice (Sehari Tanpa Beras) yang dikeluarkan 8 April 2019 lalu. SE dengan nomor: 500/3101/Ekonomi ditandatangani langsung oleh bupati Bangli.

 

Bunyi SE, dalam rangka menjaga stabilitas harga beras dan terkendalinya harga barang kebutuhan pohon di Bangli, mengingat Bangli bukan merupakan daerah penghasil beras, maka diimbau kepada seluruh ASN (Aparatus Sipil Negara) di lingkungan Pemkab Bangli untuk melakukan gerakan One Day No Rice. Yaitu gerakan untuk tidak mengonsumsi beras setiap hari Kamis.

 

Kasubag Humas Pemkab Bangli, Karyaatmaja membenarkan adanya SE bupati itu.

 

“Ini merupakan salah satu upaya untuk mendukung kebijakan nasional dalam rangka menjaga ketahanan pangan nasional,” ujar Karyaatmaja, Kamis (18/4).

 

Kata dia, sebagai catatan, Edaran tersebut bukan ditujukan untuk masyarakat umum. “Edaran ini merupakan imbauan untuk ASN di lingkungan Pemkab Bangli, agar setiap hari kamis tidak mengonsumsi beras, one day no rice,” jelasnnya.

 

Ditambahkan, gerakan ini sebagai bagian dari edukasi bahwa karbohidrat tidak saja bisa didapat dari beras. Selaku ASN, Kamis kemarin, dia pun tidak mengonsumsi makanan berbahan beras.

 

“Tetapi bisa didapat dari sumber makanan lain, seperti ubi-ubian, jagung dan lainnya,” terangnya.

 

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli, I Wayan Sukartana, menyatakan gerakan tersebut untuk menjaga stabilitas harga beras dan terkendalinya harga barang kebutuhan pokok di Bangli. Sebab luas lahan sawah di Bangli relatif sedikit dan Bangli belum pernah swasembada beras. “Jika dikombinasikan hasil pertanian beras dan umbi-umbian Bangli bisa surplus, namun untuk swasembada beras belum terpenuhi,” terangnya.

 

Gerakan itu diharapkan mampu mengangkat komuditi lainnya.

Sukartana mencontohkan, dalam sehari di satu kepala keluarga (KK) bisa hemat 1 kilogram, jika dikalikan sekian minggu dan sekian kepala keluarga, tentunya penggunaan beras akan dapat ditekan dalam jumlah banyak.

 

BANGLI – Bupati Bangli, Made Gianyar, mengeluarkan Surat Edara (SE) tentang Imbauan Gerakan One Day No Rice (Sehari Tanpa Beras) yang dikeluarkan 8 April 2019 lalu. SE dengan nomor: 500/3101/Ekonomi ditandatangani langsung oleh bupati Bangli.

 

Bunyi SE, dalam rangka menjaga stabilitas harga beras dan terkendalinya harga barang kebutuhan pohon di Bangli, mengingat Bangli bukan merupakan daerah penghasil beras, maka diimbau kepada seluruh ASN (Aparatus Sipil Negara) di lingkungan Pemkab Bangli untuk melakukan gerakan One Day No Rice. Yaitu gerakan untuk tidak mengonsumsi beras setiap hari Kamis.

 

Kasubag Humas Pemkab Bangli, Karyaatmaja membenarkan adanya SE bupati itu.

 

“Ini merupakan salah satu upaya untuk mendukung kebijakan nasional dalam rangka menjaga ketahanan pangan nasional,” ujar Karyaatmaja, Kamis (18/4).

 

Kata dia, sebagai catatan, Edaran tersebut bukan ditujukan untuk masyarakat umum. “Edaran ini merupakan imbauan untuk ASN di lingkungan Pemkab Bangli, agar setiap hari kamis tidak mengonsumsi beras, one day no rice,” jelasnnya.

 

Ditambahkan, gerakan ini sebagai bagian dari edukasi bahwa karbohidrat tidak saja bisa didapat dari beras. Selaku ASN, Kamis kemarin, dia pun tidak mengonsumsi makanan berbahan beras.

 

“Tetapi bisa didapat dari sumber makanan lain, seperti ubi-ubian, jagung dan lainnya,” terangnya.

 

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli, I Wayan Sukartana, menyatakan gerakan tersebut untuk menjaga stabilitas harga beras dan terkendalinya harga barang kebutuhan pokok di Bangli. Sebab luas lahan sawah di Bangli relatif sedikit dan Bangli belum pernah swasembada beras. “Jika dikombinasikan hasil pertanian beras dan umbi-umbian Bangli bisa surplus, namun untuk swasembada beras belum terpenuhi,” terangnya.

 

Gerakan itu diharapkan mampu mengangkat komuditi lainnya.

Sukartana mencontohkan, dalam sehari di satu kepala keluarga (KK) bisa hemat 1 kilogram, jika dikalikan sekian minggu dan sekian kepala keluarga, tentunya penggunaan beras akan dapat ditekan dalam jumlah banyak.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/