NEGARA – Meski Polda Bali gencar melakukan perlawanan terhadap aksi premanisme, namun ternyata belum semua preman di Bali tiarap.
Seperti halnya di Jembrana. Bahkan, aksi premanisme di kawasan Bali Barat ini justru kian meresahkan warga.
Aksi palak preman di kawasan Jembrana justru diakui sangat meresahkan para pengusaha.
Seperti halnya para pengusaha di Jalan Gusti Ngurah Rai, Kota Negara, dalam beberapa bulan terakhir. Sebanyak empat orang sering datang dan meminta uang pada pengusaha dan pedagang yang berada di sepanjang jalan. “Biasanya malam, mereka datang bawa motor langsung minta uang,” kata salah seorang pengusaha kuliner Selasa (9/10) malam.
Menurutnya, para pelaku yang datang meminta uang datang dengan sambil menekan.
Uang akan digunakan untuk kepentingan pribadi, bukan untuk banjar, adat atau retribusi resmi. Karen takut dengan preman, sejumlah pemilik usaha terpaksa memberikan uang.
“Waktu datang terakhir istri saya yang jaga, makanya sering takut kalau ada orang tidak dikenal datang,” ujarnya.
Kabagops Polres Jembrana Kompol Mahfud Didik Wiratmoko mengatakan, pihaknya sudah sering melakukan operasi memberantas premanisme.
Razia dilakukan di tempat-tempt keramaian, seperti pertokoan Jalan Gusti Ngurah Rai. “Nanti akan kami tingkatkan lagi operasinya jika masih ada preman yang meresahkan,” ungkapnya.
Didik menegaskan, aksi premanisme dan pemerasan terhadap warga merupakan salah satu tindakan kriminal yang tidak bisa ditolerir.
Pihaknya akan menindak tegas preman, apalagi sampai melakukan pemerasan. “Tidak ada tempat untuk preman, kami akan tindak tegas karena itu sudah pidana,” tukasnya.