NEGARA – Hujan lebat disertai angin kencang yang terjadi di perairan selat Bali kembali mengganggu penyeberangan.
Karena dianggap membahayakan pelayaran kapal, Syahbandar kembali memberlakukan sistem buka tutup.
Angin kencang terjadi menjelang siang. Angin semakin kencang saat menjelang sore. Karena kecepatan angin lebih dari 30 knot itu bisa membuat kapal oleng bahkan terdorong sehingga hanyut atau kandas.
Penutupan pertama dimulai sejak pukul 13.50 kemarin. Penutupan dilakukan atas permintaan Syahbandar Gilimanuk.
Karena pelayaran dari Gilimanuk dihentikan, maka pelayaran dari pelabuhan Ketapang juga ikut ditunda agar tidak terjadi penumpukan kapal di pelabuhan Gilimanuk.
Kapal-kapal yang sudah selesai memuat penumpang sementara tetap di dermaga. Sedangkan kapal lain mencari tempat mengapung yang aman di dekat pelabuhan terdekat.
“Yang membahayakan adalah angin kencang. Sedangkan gelombang meski ketinggiannya sampai 1,5 meter namun masih relative aman bagi pelayaran kapal,” ujar petugas penyeberangan.
Saat penutupan penyeberangan, tidak terjadi antrean karena jumlah kendaraan yang akan menyeberang ke Jawa tidak banyak.
Hanya ada penumpukan di parkir pelabuhan. Setelah dua jam lebih, angin kencang mereda dan pukul 16.00 penyeberangan dibuka kembali.
Semua kapal yang beroperasi di selat Bali kembali melayani penyeberangan. “Angin dengan kecepatan di atas 30 knot bisa membahayakan pelayaran kapal.
Sehingga kita tunda penyeberangan sementara waktu. Namun setelah dua jam cuaca membaik dan kita buka lagi,” ungkap Syahbandar Gilimanuk I Nyoman Suryantha.
Namun, cuaca buruk kembali terjadi Sabtu (18/8). Sejak pagi hingga saat ini hujan disertai angin menderu di atas langit Bali.
Peluang penyeberangan kembali ditutup cukup terbuka. Namun, sejauh ini belum ada indikasi penyeberangan ditutup.