RadarBali.com – Menjelang berakhirnya tahun anggaran 2017, puluhan miliar dana desa telah disalurkan.
Tahap pertama pencairan tahun ini sudah terserap sekitar Rp 33.452.296.800 dari total dana sekitar Rp 55 miliar.
“Setiap desa mendapat dana desa ini bervariatif. Tapi rata-rata memperoleh sekitar Rp 800 juta setiap desa, ada juga yang lebih,” ujar Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (BPMD) Kabupaten Gianyar, Ketut Suweta.
Kini, dana desa tahap kedua pun sudah disalurkan ke 64 desa yang ada di Gianyar. Dikatakan Suweta, dana desa tersebut digunakan untuk pembangunan dan pemberdayaan setiap desa.
“Setahun dana ini diserahkan dalam dua tahap, tahap pertama sudah dan sekarang tahap kedua untuk tahun ini,” terangnya.
Menurut Suweta, setiap tahun, dana desa terus mengalami peningkatan. Seperti 2016 penyaluran dana desa sebesar 43.035.691.000, sehingga rata-rata setiap desa mendapat sekitar Rp 600 juta lebih.
Dana desa tahun lalu itu pun dipastikan sudah terserap 100 persen. “Kalau tahun depan (2018, red) informasinya akan ada peningkatan lagi dana desa dari presiden menjadi Rp 1 miliar setiap desa, tapi kepastianya kami belum tahu,” ujarnya.
Lanjut Suweta, untuk memastikan penggunaan dana desa, selain rutin menggelar sosialisasi pihaknya juga membuka bilik di kantor BPMD Gianyar yang khusus melayani konsultasi bagi aparat desa.
“Kami juga buka aplikasi Siskudes (sistem keuangan desa, red) di sana ada barometer meminimalisir kesalahan, mempercepat penyaluran dana, sehingga bisa menuntun aparat desa,” jelasnya.
BPMD Gianyar juga berkerjasama dengan Kejaksaan Negeri Gianyar, untuk ikut serta melakukan pengawasan dana desa.
Sementara untuk sosialisasi pihaknya bekerjasama langsung dengan kementerian. “Dari kementerian, untuk Bali menggunakan Gianyar sebagai barometer pemanfaatan dana desa, mungkin karena dianggap Gianyar paling bagus,” jelasnya.
Sementara untuk pengelolaan dana desa, paling tinggi dikelola Desa Taro, kecamatan Tegalalang yakni mencapai Rp 7,9 miliar.
Dana tersebut merupakan keseluruhan dari sumber dana yakni dana desa, dana ADK, bagi hasil pajak, bagi hasil retribusi, dan BKK Provinsi.
“Paling tinggi Desa Taro karena memang wilayahnya luas dan penduduknya padat, selanjutnya diikuti Desa Manukaya yang mengelola Rp 6,5 miliar,” tukasnya.