33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:45 PM WIB

Kaget Kambing Bantuan Banyak Mati, Kadistan Menduga Ini Penyebabnya..

NEGARA- Belasan kambing bantuan dari Pemkab Jembrana banyak mati.

Sebelum mati, belasan kambing dari total 572 ekor yang diberikan kepada 13 kelompok tani di Jembrana itu sempat lemas.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Sutama saat dikonfirmasi melalui telepon sempat kaget dengan matinya kambing bantuan dari Pemkab.

“Hah, banyak ya. Kemarin sempat ada info ada yang mati. Nanti saya konfirmasi lagi sebentar,” ujarnya.

Usai menerima informasi, Kadistan langsung menghubungi kepala bidang terkait dengan banyaknya kambing yang mati seperti yang terjadi di kelompok di Desa Banyubiru.

Menurut Sutama, terkait banyaknya kambing mati yang dibagikan pada kelompok tani ternak barokah Banjar Air Anakan, Desa Banyubiru, sebelumnya dipilih sendiri oleh kelompok tani.

”Mereka yang memilih sendiri padahal,”tegasnya.

Selain itu, saat pemilihan kambing, kelompok tani juga mendapat pendampingan dan pengawasan dari dua dokter hewan. “Kemungkinan karena pancaroba, padahal sudah kami pantau. Kami sudah tugaskan dokter hewan mengenai kesehatan,” terangnya.

Selain faktor cuaca, kambing tersebut mati karena diduga sakit.

Dari hasil pengecekan terindikasi karena perut kembung yang disebabkan penyakit cacing yang dipengaruhi oleh makanan.

Apalagi saat ini sering musim hujan, pakan yang baru ditebang dalam kondisi basah langsung diberikan pada kambing.

Penyebab matinya kambing tersebut diduga sama dengan kelompok lain yang kambingnya juga mati.

Bahkan dari catatan sementara, ada 15 ekor kambing bantuan Pemkab yang mati bertahap.

 

Kambing yang mati itu, yakni 11 ekor di kelompok ternak Banyubiru dan 4 ekor lainnya di dua kelompok tani di Kecamatan Jembrana.

Ditanya mengenai masa karantina kambing sebelum diserahkan pada kelompok Sutama menegaskan bahwa waktu satu minggu karantina kambing sudah cukup. “Seminggu cukup. Teknisnya hanya seminggu,” tegasnya.

Karena kambing yang sudah diserahkan tersebut mati, tidak ada kewajiban dari pemenang lelang maupun pemerintah untuk mengganti meski belum dua bulan setelah penyerahan.

Karena, kambing tersebut setelah diserahkan menjadi aset dari kelompok, jadi tanggungjawab dari kelompok.

NEGARA- Belasan kambing bantuan dari Pemkab Jembrana banyak mati.

Sebelum mati, belasan kambing dari total 572 ekor yang diberikan kepada 13 kelompok tani di Jembrana itu sempat lemas.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Sutama saat dikonfirmasi melalui telepon sempat kaget dengan matinya kambing bantuan dari Pemkab.

“Hah, banyak ya. Kemarin sempat ada info ada yang mati. Nanti saya konfirmasi lagi sebentar,” ujarnya.

Usai menerima informasi, Kadistan langsung menghubungi kepala bidang terkait dengan banyaknya kambing yang mati seperti yang terjadi di kelompok di Desa Banyubiru.

Menurut Sutama, terkait banyaknya kambing mati yang dibagikan pada kelompok tani ternak barokah Banjar Air Anakan, Desa Banyubiru, sebelumnya dipilih sendiri oleh kelompok tani.

”Mereka yang memilih sendiri padahal,”tegasnya.

Selain itu, saat pemilihan kambing, kelompok tani juga mendapat pendampingan dan pengawasan dari dua dokter hewan. “Kemungkinan karena pancaroba, padahal sudah kami pantau. Kami sudah tugaskan dokter hewan mengenai kesehatan,” terangnya.

Selain faktor cuaca, kambing tersebut mati karena diduga sakit.

Dari hasil pengecekan terindikasi karena perut kembung yang disebabkan penyakit cacing yang dipengaruhi oleh makanan.

Apalagi saat ini sering musim hujan, pakan yang baru ditebang dalam kondisi basah langsung diberikan pada kambing.

Penyebab matinya kambing tersebut diduga sama dengan kelompok lain yang kambingnya juga mati.

Bahkan dari catatan sementara, ada 15 ekor kambing bantuan Pemkab yang mati bertahap.

 

Kambing yang mati itu, yakni 11 ekor di kelompok ternak Banyubiru dan 4 ekor lainnya di dua kelompok tani di Kecamatan Jembrana.

Ditanya mengenai masa karantina kambing sebelum diserahkan pada kelompok Sutama menegaskan bahwa waktu satu minggu karantina kambing sudah cukup. “Seminggu cukup. Teknisnya hanya seminggu,” tegasnya.

Karena kambing yang sudah diserahkan tersebut mati, tidak ada kewajiban dari pemenang lelang maupun pemerintah untuk mengganti meski belum dua bulan setelah penyerahan.

Karena, kambing tersebut setelah diserahkan menjadi aset dari kelompok, jadi tanggungjawab dari kelompok.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/