31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 11:31 AM WIB

BBPOM Uji Nasi Bungkus Korban Keracunan Makanan saat Nyepi, Hasilnya…

GIANYAR – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, Ida Ayu Cahyani menurunkan petugas untuk mengambil sampel makanan di tempat pembuatan nasi untuk diuji Laboratorium.

Selain bahan makanan, alat pengolahan makanan juga diambil sampel termasuk air yang digunakan memasak. Bahkan, kertas minyak yang digunakan membungkus nasi juga diambil.

“Tim kami sudah terjun dibantu Puskesmas Sukawati I  ambil sampel makanan untuk diuji lab. Masih diteliti. Hasilnya sekitar 7 atau 10 hari mendatang,” jelas Cahyani.

Pihaknya belum bisa memastikan apakah keracunan disebabkan oleh nasi atau sebab lain. Yang jelas, pihaknya mensinyalir ada dua kemungkinan yang membuat nasi itu tidak layak konsumsi.

Pertama nasi basi karena disimpan lewat jam. Kedua, nasi dibungkus dalam keadaan panas. Kepala Puskesmas Sukawati, dr. I Made Udayana, membuka posko darurat di Balai Banjar sejak Nyepi.

“Pasien yang sakit berat kami bawa ke RS. Yang ringan diberi pelayanan disini, diberikan obat,” ungkapnya.

Untuk mendukung uji  lab, pihaknya juga menanyai para pasien. “Kami juga wawancara apa yang dimakan, jam berapa dan gejala,” jelasnya.

Hal serupa dilakukan BBPOM Denpasar. Kepala BBPOM Denpasar Gusti Ayu Adhi Aryapatni, Apt langsung turun ke TKP mengambil sampel makanan yang dikonsumsi korban.

“Masih kami uji, segera akan turun hasilnya,” bebernya. Pihaknya juga menegaskan akan terus melakukan monitor dan koordinasi dengan pihak Dinkes Gianyar untuk menangani kasus ini.

Diketahui, kasus keracunan ini kerap terjadi acara-acara seremonial, terakhir juga terjadi di Buleleng. Pihaknya tentu berharap kejadian seperti ini tak terulang lagi. (

GIANYAR – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, Ida Ayu Cahyani menurunkan petugas untuk mengambil sampel makanan di tempat pembuatan nasi untuk diuji Laboratorium.

Selain bahan makanan, alat pengolahan makanan juga diambil sampel termasuk air yang digunakan memasak. Bahkan, kertas minyak yang digunakan membungkus nasi juga diambil.

“Tim kami sudah terjun dibantu Puskesmas Sukawati I  ambil sampel makanan untuk diuji lab. Masih diteliti. Hasilnya sekitar 7 atau 10 hari mendatang,” jelas Cahyani.

Pihaknya belum bisa memastikan apakah keracunan disebabkan oleh nasi atau sebab lain. Yang jelas, pihaknya mensinyalir ada dua kemungkinan yang membuat nasi itu tidak layak konsumsi.

Pertama nasi basi karena disimpan lewat jam. Kedua, nasi dibungkus dalam keadaan panas. Kepala Puskesmas Sukawati, dr. I Made Udayana, membuka posko darurat di Balai Banjar sejak Nyepi.

“Pasien yang sakit berat kami bawa ke RS. Yang ringan diberi pelayanan disini, diberikan obat,” ungkapnya.

Untuk mendukung uji  lab, pihaknya juga menanyai para pasien. “Kami juga wawancara apa yang dimakan, jam berapa dan gejala,” jelasnya.

Hal serupa dilakukan BBPOM Denpasar. Kepala BBPOM Denpasar Gusti Ayu Adhi Aryapatni, Apt langsung turun ke TKP mengambil sampel makanan yang dikonsumsi korban.

“Masih kami uji, segera akan turun hasilnya,” bebernya. Pihaknya juga menegaskan akan terus melakukan monitor dan koordinasi dengan pihak Dinkes Gianyar untuk menangani kasus ini.

Diketahui, kasus keracunan ini kerap terjadi acara-acara seremonial, terakhir juga terjadi di Buleleng. Pihaknya tentu berharap kejadian seperti ini tak terulang lagi. (

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/