26.3 C
Jakarta
20 April 2024, 8:40 AM WIB

Demam Berdarah Mewabah, Suspect DBD di Gianyar Capai 63 Orang

GIANYAR –  Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Gianyar cukup banyak. Berdasar data dari

Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (P2P Dinkes) Kabupaten Gianyar, pasien yang menderita suspect DBD sebanyak 63 orang.

Bulan Januari ada 42 pasien dan bulan Februari ada 21 pasien. Kepala Bidang P2P Dinkes Gianyar, Nyoman Astawa menyatakan suspect DBD berarti pasien belum tentu positif kasus DBD.

“Namun sudah harus menjadi kewaspadaan oleh masyarakat dan pemerintah,” ujarnya kemarin.

Sebaran penyakit ini dominan terjadi di 3 kecamatan, yakni sebanyak 11 kasus di Kecamatan Payangan, 8 kasus di Blahbatuh dan 5 kasus di Kecamatan Sukawati.

Sementara sisanya, tersebar hampir merata di 4 kecamatan lainnya. “Mereka sudah mendapat penanganan medis di rumah sakit,” jelasnya.

Apabila dibandingkan data Januari-Februari pada 2018 lalu, jumlah ini mengalami peningkatan. Pada bulan Januari-Februari 2018, jumlahnya hanya 14 orang.

“Memang terjadi peningkatan. Tetapi angka kesakitan secara nasional masih di bawah, yakni 51/100 ribu penduduk. Belum dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB),” terangnya.

Sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan, pihaknya mengaku sudah melakukan berbagai upaya.

Mulai dari penyelidikan epidemiologi, pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M+ terjadwal oleh Puskesmas dan Kader Jumantik Desa,

serta penyebaran larvasida/abate ke semua Puskesmas, Pustu, Kader dan melaksanakan fogging fokus yang diperluas pada daerah yang ada kasus.

“Di akhir tahun 2018, kami sudah melakukan ULV (Ultra Low Volume) yakni penyemprotan di pagi hari pada 20 desa endemis DBD. Ini dilakukan pada saat kasus berada pada titik terendah,” ujarnya.

Dinkes juga menyebarkan imbauan tentang pelaksanaan pembrantasan sarang nyamuk dengan 3M+ dan penyebaran informasi dan sosialisasi.

“Kami juga bekerjasama lintas sektor untuk PSN, seperti dengan Polres Gianyar, kami distribusikan larvasida untuk dilakukan PSN di lingkungan asrama Polres,” terangnya.

“Artinya harus ada setiap rumah berperan sebagai pemantau atau pembasmi jentik di rumahnya sendiri, dan kami di Kesehatan memfasilitasi secara teknis,” tukasnya. 

GIANYAR –  Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Gianyar cukup banyak. Berdasar data dari

Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (P2P Dinkes) Kabupaten Gianyar, pasien yang menderita suspect DBD sebanyak 63 orang.

Bulan Januari ada 42 pasien dan bulan Februari ada 21 pasien. Kepala Bidang P2P Dinkes Gianyar, Nyoman Astawa menyatakan suspect DBD berarti pasien belum tentu positif kasus DBD.

“Namun sudah harus menjadi kewaspadaan oleh masyarakat dan pemerintah,” ujarnya kemarin.

Sebaran penyakit ini dominan terjadi di 3 kecamatan, yakni sebanyak 11 kasus di Kecamatan Payangan, 8 kasus di Blahbatuh dan 5 kasus di Kecamatan Sukawati.

Sementara sisanya, tersebar hampir merata di 4 kecamatan lainnya. “Mereka sudah mendapat penanganan medis di rumah sakit,” jelasnya.

Apabila dibandingkan data Januari-Februari pada 2018 lalu, jumlah ini mengalami peningkatan. Pada bulan Januari-Februari 2018, jumlahnya hanya 14 orang.

“Memang terjadi peningkatan. Tetapi angka kesakitan secara nasional masih di bawah, yakni 51/100 ribu penduduk. Belum dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB),” terangnya.

Sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan, pihaknya mengaku sudah melakukan berbagai upaya.

Mulai dari penyelidikan epidemiologi, pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M+ terjadwal oleh Puskesmas dan Kader Jumantik Desa,

serta penyebaran larvasida/abate ke semua Puskesmas, Pustu, Kader dan melaksanakan fogging fokus yang diperluas pada daerah yang ada kasus.

“Di akhir tahun 2018, kami sudah melakukan ULV (Ultra Low Volume) yakni penyemprotan di pagi hari pada 20 desa endemis DBD. Ini dilakukan pada saat kasus berada pada titik terendah,” ujarnya.

Dinkes juga menyebarkan imbauan tentang pelaksanaan pembrantasan sarang nyamuk dengan 3M+ dan penyebaran informasi dan sosialisasi.

“Kami juga bekerjasama lintas sektor untuk PSN, seperti dengan Polres Gianyar, kami distribusikan larvasida untuk dilakukan PSN di lingkungan asrama Polres,” terangnya.

“Artinya harus ada setiap rumah berperan sebagai pemantau atau pembasmi jentik di rumahnya sendiri, dan kami di Kesehatan memfasilitasi secara teknis,” tukasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/