27.1 C
Jakarta
1 Mei 2024, 7:14 AM WIB

Siswa Miskin Berebut Kursi SMKN Bali Mandara, Ini Tes yang Dijalani…

KUBUTAMBAHAN – Ratusan siswa miskin dari seluruh Bali, mulai berebut kursi di SMKN Bali Mandara.

Mereka mengincar 150 kursi yang disediakan bagi siswa miskin dan berprestasi yang ada di seluruh Bali.

Tahun ini, proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMKN Bali Mandara, dilakukan lebih awal. Sebab pihak sekolah membutuhkan waktu yang cukup panjang saat melakukan seleksi.

Sebenarnya pada tahun ajaran 2018/2019, ada 571 orang siswa yang melamar ke SMKN Bali Mandara. Mereka telah direkomendasikan oleh sekolahnya masing-masing.

Tim seleksi kemudian mengunjungi rumah siswa satu persatu, untuk melakukan validasi kondisi riil siswa.

“Kami harus pastikan mereka itu tidak mampu. Kami punya indikator kemiskinan yang cukup ketat dan telah divalidasi Undiksha Singaraja.

Indikator itu yang kami gunakan acuan, saat home visit,” kata Kepala SMKN Bali Mandara, Wayan Agustiana.

Dari lima ratusan siswa itu, akhirnya susut menjadi 315 orang siswa pelamar. Mereka harus mengikuti boot camp untuk mengenal kehidupan sekolah.

Selama boot camp, para pelamar harus mengikuti tes kesehatan, wawancara, diskusi, hingga tes potensi.

Ketika proses wawancara berlangsung, banyak siswa yang menggantungkan harapannya pada sekolah tersebut.

Sebagian besar berasal dari keluarga tidak mampu. Bahkan mereka berpotensi putus sekolah, apabila tak diterima di sana.

Ada pula yang memilih mengikuti pendidikan kejar paket, agar bisa bekerja sambil mengenyam pendidikan.

Lebih lanjut Agustiana menjelaskan, nantinya hanya ada 150 orang saja yang diterima. Proses wawancara dan diskusi pun memberikan pengaruh singifikan terhadap peluang siswa diterima di sekolah tersebut.

Dalam tahapan itu, pihak sekolah melibatkan pihak ketiga. Terdiri dari unsur akademisi, praktisi, dunia usaha, serta pers.

“Kami harus memastikan prosesnya transparan, tidak ada intervensi, maupun titipan. Sehingga kami libatkan pihak ketiga.

Biarkan nanti siswa itu diterima berdasarkan sistem. Lolos tidaknya pelamar, itu tergantung kemampuan dia sendiri,” tandas Agustiana. 

KUBUTAMBAHAN – Ratusan siswa miskin dari seluruh Bali, mulai berebut kursi di SMKN Bali Mandara.

Mereka mengincar 150 kursi yang disediakan bagi siswa miskin dan berprestasi yang ada di seluruh Bali.

Tahun ini, proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMKN Bali Mandara, dilakukan lebih awal. Sebab pihak sekolah membutuhkan waktu yang cukup panjang saat melakukan seleksi.

Sebenarnya pada tahun ajaran 2018/2019, ada 571 orang siswa yang melamar ke SMKN Bali Mandara. Mereka telah direkomendasikan oleh sekolahnya masing-masing.

Tim seleksi kemudian mengunjungi rumah siswa satu persatu, untuk melakukan validasi kondisi riil siswa.

“Kami harus pastikan mereka itu tidak mampu. Kami punya indikator kemiskinan yang cukup ketat dan telah divalidasi Undiksha Singaraja.

Indikator itu yang kami gunakan acuan, saat home visit,” kata Kepala SMKN Bali Mandara, Wayan Agustiana.

Dari lima ratusan siswa itu, akhirnya susut menjadi 315 orang siswa pelamar. Mereka harus mengikuti boot camp untuk mengenal kehidupan sekolah.

Selama boot camp, para pelamar harus mengikuti tes kesehatan, wawancara, diskusi, hingga tes potensi.

Ketika proses wawancara berlangsung, banyak siswa yang menggantungkan harapannya pada sekolah tersebut.

Sebagian besar berasal dari keluarga tidak mampu. Bahkan mereka berpotensi putus sekolah, apabila tak diterima di sana.

Ada pula yang memilih mengikuti pendidikan kejar paket, agar bisa bekerja sambil mengenyam pendidikan.

Lebih lanjut Agustiana menjelaskan, nantinya hanya ada 150 orang saja yang diterima. Proses wawancara dan diskusi pun memberikan pengaruh singifikan terhadap peluang siswa diterima di sekolah tersebut.

Dalam tahapan itu, pihak sekolah melibatkan pihak ketiga. Terdiri dari unsur akademisi, praktisi, dunia usaha, serta pers.

“Kami harus memastikan prosesnya transparan, tidak ada intervensi, maupun titipan. Sehingga kami libatkan pihak ketiga.

Biarkan nanti siswa itu diterima berdasarkan sistem. Lolos tidaknya pelamar, itu tergantung kemampuan dia sendiri,” tandas Agustiana. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/