RadarBali.com – Nasib bayi yang ditemukan di tempat pembuangan sampah di dekat Pasar Penebel, Tabanan 29 Mei 2017 lalu kini tidak jelas.
Keberadaan bayi yang sempat dirawat di RSUD Tabanan itu masih misteri. Kepala Dinas Sosial Tabanan Nyoman Gede Gunawan yang diserahi tanggungjawab malah plintat-plintut ketika dikonfirmasi soal ini.
Direktur RS Tabanan dr Nyoman Susila ketika dikonfirmasi kemarin mengaku sudah menyerahkan bayi tersebut kepada Dinas Sosial Tabanan.
Dia tidak memberikan penjelasan terkait keberadaan bayi itu saat ini. “Sudah diserahkan ke Dinas Sosial dua minggu lalu,” kata Susila, singkat.
Kepala Dinas Sosial Tabanan Gunawan ketika dihubungi kemarin mengatakan, sampai saat ini belum sampai pada proses adopsi.
Katanya, bayi itu sekarang sudah di provinsi. Alasannya, di Tabanan tidak ada tempat penitipan. Padahal, sesaat ditemukan dan ramai di pemberitaan, banyak warga yang berniat mengadopsi bayi berjenis kelamin laki-laki itu.
”Di Provinsi itu,” singkat Gunawan. Kepala Dinas Sosial (Dissos) Bali I Nyoman Wenten mengaku tidak mengetahui penanganan lanjutan terhadap bayi tersebut.
Katanya, yang menangani Dinas Sosial Kabupaten Tabanan. ”Cari informasinya di Dinas Sosial Tabanan saja. Nggak ada ke sini,” tuturnya.
Ketika dikonfrontasi dengan pernyataan Kadissos Bali Wenten tersebut, Gunawan akhirnya mengakui bahwa bayi itu sekarang ada di Denpasar.
Dia menyebut, bayi tersebut ada pada perorangan. Ditegaskan apakah bayi itu berada di perorangan atau yayasan, Gunawan malah mohon memutus sementara sambungan teleponnya dengan alasan ada urusan lain.
”Sebentar, sebentar, ya,” katanya seraya menutup sambungan ponselnya. Dan ketika coba dihubungi lagi sekitar setengah jam kemudian, hanya terdengar nada sambung dan pengalihan panggilan. Gunawan tidak mengangkat ponselnya.
Lantas, di mana bayi itu berada? Ketua Yayasan Sayangi Bali, Dewa Putu Wirata mengaku tidak dititipi bayi telantar dari Tabanan.
Dia mengatakan, di Denpasar sejauh ini memang ada dua yayasan yang biasa dititipi bayi telantar. Selain Yayasan Sayangi Bali yang beralamat di Jalan Subak Dalem, Peguyangan, juga ada lagi Yayasan Metta Mama & Maggha yang berlokasi di Jalan Gunung Lawu Nomor 30, Pemecutan Klod.
”Kalau ke kami gak ada. Apakah ke Mama Maggha,” terangnya. Disinggung bahwa Kadissos Tabanan sempat menyebut ada di perorangan, Wirata sempat kaget.
”Lho kok bisa di perorangan gitu. Gak bisa lho. Itu kan anak telantar. Mestinya di yayasan,” jelas dia. Kalau anak itu akan diproses adopsi, kata Wirata, harus ada tim tersendiri di Dinas Sosial Provinsi.
Misteri keberadaan bayi telantar itu membuat muncul dugaan bahwa bayi itu akan diadopsi keluarga pejabat yang belum mendapat momongan.
Apalagi, ini bayi laki-laki yang bagi masyarakat di Bali sangat diharapkan sebagai pelanjut dan pewaris.