33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:41 PM WIB

Balai Budaya – GOR Sueca Pura Disiapkan Dijadikan Posko Utama

RadarBali.com – Berkaca dari letusan Gunung Agung, Karangasem yang meletus tahun 1963 silam, Pemkab Klungkung menyiapkan berbagai strategi dalam mengatasi berbagai kemungkinan terburuk pasca status Gunung Agung ditingkatkan menjadi Siaga.

Persiapan antisipasi dilakukan lantaran yang terkena dampak tak hanya warga Klungkung, tapi juga Karangasem. Mereka jelas membutuhkan tempat pengungsian yang aman dan layak.

Dalam rapat tersebut, Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta menginstruksikan untuk menjadikan Balai Budaya Ida I Dewa Agung Istri Kanya dan GOR Sueca Pura sebagai posko pengungsian utama.

Dengan penetapan itu, pihaknya pun memerintahkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk membersihkan dan mempersiapkan segala kebutuhan pengungsian.

“Toilet dibuka dan dibelikan lampu karena lampu yang saya beli dengan uang pribadi hilang lagi. Untuk GOR, koordinasikan dengan KONI karena di GOR itu sudah ada air tapi kecil. Dan fungsikan semua toiletnya,” ujarnya.

Tak hanya masalah posko pengungsian, pihaknya juga memperhatikan terkait ketersediaan air dan listrik.

Pasalnya sumber air PDAM Kabupaten Klungkung berada di Rendang dan termasuk lokasi yang akan terkena dampak, begitupun dengan listrik.

“Jadi, kalau tidak ada sumber air lain yang tidak terkena dampak, tolong buatkan penampungan air. Karena Klungkung saat ini juga terkena kekeringan,” terangnya.

Terkait segala persiapan itu, pihaknya akan menggunakan anggaran belanja tidak terduga. Selain itu, pihaknya juga menginstruksikan untuk mencoret hibah jika anggaran belanja tidak terduga itu tidak mencukupi.

“Jadi total anggaran yang kami sediakan terkait bencana alam ini berkisar Rp 1,5 miliar. Untuk pengadaan propel tank jangan menggunakan dana tidak terduga, sehingga perlu dipersiapkan mulai saat ini,” ungkapnya.

Sementara itu, untuk proses evakuasi pihaknya meminta seluruh stakeholder mengecek kesiapan kendaraannya yang akan digunakan untuk melakukan evakuasi, termasuk berkaitan dengan bahan bakarnya.

Terungkap bahwa Pores Klungkung memiliki dua truk, dan dua bus yang bisa digunakan untuk melakukan evakuasi.

Meski telah bersiap untuk menghadapi bencana alam Gunung Agung meletus, Bupati Suwirta masih sangat berharap bahwa hal tersebut tidak akan terjadi.

Menurutnya, dengan berbagi perkembangan yang sudah dilakukan, sangat menyakitkan jika hancur begitu saja.

“Selain itu, masyarakat kita juga sudah modern dan terbiasa hidup enak. Berbeda jauh dengan yang dulu. Jadi saya sangat berharap Gunung Agung meletus ini tidak terjadi,” tandas bupati asal Nusa Ceningan ini.

Di sisi lain, personel BPBD Klungkung, dan Kodim 1610/Klungkung terlihat sudah membangun tenda pengungsian.

Saat ini baru satu tenda yang dibangun dan akan ditambah jika proses evakuasi sudah mulai dilakukan. 

RadarBali.com – Berkaca dari letusan Gunung Agung, Karangasem yang meletus tahun 1963 silam, Pemkab Klungkung menyiapkan berbagai strategi dalam mengatasi berbagai kemungkinan terburuk pasca status Gunung Agung ditingkatkan menjadi Siaga.

Persiapan antisipasi dilakukan lantaran yang terkena dampak tak hanya warga Klungkung, tapi juga Karangasem. Mereka jelas membutuhkan tempat pengungsian yang aman dan layak.

Dalam rapat tersebut, Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta menginstruksikan untuk menjadikan Balai Budaya Ida I Dewa Agung Istri Kanya dan GOR Sueca Pura sebagai posko pengungsian utama.

Dengan penetapan itu, pihaknya pun memerintahkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk membersihkan dan mempersiapkan segala kebutuhan pengungsian.

“Toilet dibuka dan dibelikan lampu karena lampu yang saya beli dengan uang pribadi hilang lagi. Untuk GOR, koordinasikan dengan KONI karena di GOR itu sudah ada air tapi kecil. Dan fungsikan semua toiletnya,” ujarnya.

Tak hanya masalah posko pengungsian, pihaknya juga memperhatikan terkait ketersediaan air dan listrik.

Pasalnya sumber air PDAM Kabupaten Klungkung berada di Rendang dan termasuk lokasi yang akan terkena dampak, begitupun dengan listrik.

“Jadi, kalau tidak ada sumber air lain yang tidak terkena dampak, tolong buatkan penampungan air. Karena Klungkung saat ini juga terkena kekeringan,” terangnya.

Terkait segala persiapan itu, pihaknya akan menggunakan anggaran belanja tidak terduga. Selain itu, pihaknya juga menginstruksikan untuk mencoret hibah jika anggaran belanja tidak terduga itu tidak mencukupi.

“Jadi total anggaran yang kami sediakan terkait bencana alam ini berkisar Rp 1,5 miliar. Untuk pengadaan propel tank jangan menggunakan dana tidak terduga, sehingga perlu dipersiapkan mulai saat ini,” ungkapnya.

Sementara itu, untuk proses evakuasi pihaknya meminta seluruh stakeholder mengecek kesiapan kendaraannya yang akan digunakan untuk melakukan evakuasi, termasuk berkaitan dengan bahan bakarnya.

Terungkap bahwa Pores Klungkung memiliki dua truk, dan dua bus yang bisa digunakan untuk melakukan evakuasi.

Meski telah bersiap untuk menghadapi bencana alam Gunung Agung meletus, Bupati Suwirta masih sangat berharap bahwa hal tersebut tidak akan terjadi.

Menurutnya, dengan berbagi perkembangan yang sudah dilakukan, sangat menyakitkan jika hancur begitu saja.

“Selain itu, masyarakat kita juga sudah modern dan terbiasa hidup enak. Berbeda jauh dengan yang dulu. Jadi saya sangat berharap Gunung Agung meletus ini tidak terjadi,” tandas bupati asal Nusa Ceningan ini.

Di sisi lain, personel BPBD Klungkung, dan Kodim 1610/Klungkung terlihat sudah membangun tenda pengungsian.

Saat ini baru satu tenda yang dibangun dan akan ditambah jika proses evakuasi sudah mulai dilakukan. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/