GIANYAR — Pendapatan Pemerintah Kabupaten Gianyar pada 2020 lalu meleset dari target. Untuk 2021 ini, Badan Pendapatan Keuangan Aset Daerah (BPKAD) Gianyar mematok target Rp 800 miliar lebih. Pihaknya akan mengejar hotel yang masih beroperasi, walau kini menjadi hunian lokal alias pasar domestik.
Kepala BPKAD Gianyar, Ngakan Jati Ambarsika, mengakui target 2020 lalu meleset jauh. “Untuk tahun ini (2021, red) kami targetkan Rp 800-an miliar. Garis besar angkanya segitu,” ujar Ambarsika, di Kantornya, Rabu(20/1).
Target tersebut dipandang rasional. Sebab, pihaknya melihat sejumlah potensi yang masih bisa digali. “Di Gianyar masih mengandalkan pariwisata,” ungkapnya.
Meski pariwisata terpuruk, namun sejumlah pengusaha wisata berusaha menggaet pangsa lokal.
Untuk mencapai target, pihaknya menguatkan pengawasan.
“Kiat untuk mencari pendapatan kami awasi hunian. Apalagi sekarang hotel beralih ke hunian lokal. Barangkali ada hunian lokal,” jelasnya.
Pihaknya akan menggencarkan pengawasan dengan turun ke objek pajak. “Kami datangi. Lihat berapa kunjungan. Nanti tinggal dihitung,” imbuhnya.
Pihaknya juga akan melihat situasi dua atau tiga bulan terakhir. “Apakah dua tiga bulan, kami belum tahu. Pengaruh eksternal sangat kuat,” jelasnya.
Diakui, anjloknya gairah pariwisata ikut menurunkan potensi pendapatan pada sektor lainnya. “Kalau pariwisata turun, otomatis efeknya pendapatan. Reklame turun, semua turun,” jelasnya.
Bahkan, perputaran ekonomi di sektor lainnya ikut turun. “Misalnya nilai tanah turun. Jadi PBB ikut turun,” bebernya.
Berdasarkan data BPKAD Gianyar, target pendapatan Gianyar pada 2020 sebesar Rp 881 miliar. Realisasinya sebesar Rp 545 miliar. Sehingga kurang dari target sebesar Rp 335 miliar.
Dari total realisasi, pendapatan terbesar masuk dari sektor pariwisata. Berupa hotel, restoran, hiburan.
“Pariwisata menyumbang sebesar 61 persen,” jelasnya.
Sebagai pemungut pajak, pihaknya berharap pariwisata di Gianyar bisa kembali pulih. Terlebih, pendapatan di Gianyar memang mengandalkan sektor pariwisata.
“Kami harap kunjungan wisata normal. Cuma apakah Covid berakhir bulan apa, sama sekali tidak tahu,” ungkapnya.
Yang jelas, dengan menyisir potensi yang masih bisa digarap, target pendapatan bisa tercapai. “Kami harus optmistis. Kalau pesimis bisa bangkrut daerah. Konsekuensinya kami harus kerja lebih keras dalam menyiapkan langkah strategis,” pungkasnya.