27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 8:20 AM WIB

Keluar dari Zona Merah, Ini Strategi Jitu Satgas Covid-19 Buleleng

SINGARAJA – Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Buleleng akhirnya bisa bernafas lega. Buleleng terbebas dari zona merah peta risiko sebaran covid-19.

Terhitung sejak kemarin (20/4), Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan seluruh kabupaten/kota di Bali berada pada zona oranye. Termasuk Kabupaten Buleleng.

Sejak sebulan terakhir, Buleleng terjebak di zona merah peta risiko sebaran covid-19. Pemicunya, tingkat hunian di rumah sakit yang tinggi. Selain itu angka kematian juga ikut tinggi. Bahkan sempat berada di atas angka 4 persen.

Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng Gede Suyasa mengatakan,  pihaknya sudah melakukan evaluasi secara menyeluruh terkait penanganan covid-19.

Satgas pun memutuskan mengambil sejumlah kebijakan strategis. Mulai dari menyediakan lokasi karantina, hingga melarang rumah sakit merawat pasien covid dengan status tanpa gejala maupun gejala ringan.

Upaya itu cukup berhasil. Kini rata-rata tingkat hunian rumah sakit pemerintah dan swasta di Buleleng hanya 39,7 persen. Sedangkan tingkat kematian kini berada pada angka 3,96 persen.

“Saya ingatkan rumah sakit agar tidak menerima OTG (orang tanpa gejala), tanpa rekomendasi dari satgas. Kami sudah siapkan fasilitas karantina. Desa juga sudah menyiapkan.

Kami menghindari karantina di rumah. Kecuali balita, anak-anak karena harus didampingi orang tua, masih boleh karantina di rumah,” kata Suyasa.

Suyasa meyakini langkah ini akan membuat tenaga medis fokus menangani pasien dengan gejala sedang dan gejala berat.

Sehingga penanganan lebih optimal. Selama ini tim medis yang khusus menangani pasien covid-19, ditengarai kelelahan.

Karena hampir seluruh pasien, termasuk OTG, dirawat di rumah sakit. Mereka pun harus mendapatkan pelayanan yang sama.

“Sekarang tenaga medis bisa fokus pada yang kondisi sedang dan berat. Kami yakin perawatan bisa lebih optimal. Fasilitas perawatan juga sudah kami tingkatkan, agar bisa menekan tingkat kematian,” tegas Suyasa.

Saat ini kasus covid-19 di Buleleng secara kumulatif mencapai 3.328 orang. Dari ribuan kasus tersebut, sebanyak 3.033 orang telah berhasil sembuh.

Sementara 132 orang lainnya dinyatakan meninggal dunia. Kini kasus aktif yang masih menjalani perawatan dan karantina mencapai 163 orang.

Sebanyak 87 orang diantaranya menjalani karantina mandiri maupun karantina pada lokasi yang telah disiapkan pemerintah.

Sedangkan 76 orang lainnya menjalani perawatan di berbagai fasilitas medis yang ada di Buleleng, maupun di luar Buleleng. 

SINGARAJA – Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Buleleng akhirnya bisa bernafas lega. Buleleng terbebas dari zona merah peta risiko sebaran covid-19.

Terhitung sejak kemarin (20/4), Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan seluruh kabupaten/kota di Bali berada pada zona oranye. Termasuk Kabupaten Buleleng.

Sejak sebulan terakhir, Buleleng terjebak di zona merah peta risiko sebaran covid-19. Pemicunya, tingkat hunian di rumah sakit yang tinggi. Selain itu angka kematian juga ikut tinggi. Bahkan sempat berada di atas angka 4 persen.

Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng Gede Suyasa mengatakan,  pihaknya sudah melakukan evaluasi secara menyeluruh terkait penanganan covid-19.

Satgas pun memutuskan mengambil sejumlah kebijakan strategis. Mulai dari menyediakan lokasi karantina, hingga melarang rumah sakit merawat pasien covid dengan status tanpa gejala maupun gejala ringan.

Upaya itu cukup berhasil. Kini rata-rata tingkat hunian rumah sakit pemerintah dan swasta di Buleleng hanya 39,7 persen. Sedangkan tingkat kematian kini berada pada angka 3,96 persen.

“Saya ingatkan rumah sakit agar tidak menerima OTG (orang tanpa gejala), tanpa rekomendasi dari satgas. Kami sudah siapkan fasilitas karantina. Desa juga sudah menyiapkan.

Kami menghindari karantina di rumah. Kecuali balita, anak-anak karena harus didampingi orang tua, masih boleh karantina di rumah,” kata Suyasa.

Suyasa meyakini langkah ini akan membuat tenaga medis fokus menangani pasien dengan gejala sedang dan gejala berat.

Sehingga penanganan lebih optimal. Selama ini tim medis yang khusus menangani pasien covid-19, ditengarai kelelahan.

Karena hampir seluruh pasien, termasuk OTG, dirawat di rumah sakit. Mereka pun harus mendapatkan pelayanan yang sama.

“Sekarang tenaga medis bisa fokus pada yang kondisi sedang dan berat. Kami yakin perawatan bisa lebih optimal. Fasilitas perawatan juga sudah kami tingkatkan, agar bisa menekan tingkat kematian,” tegas Suyasa.

Saat ini kasus covid-19 di Buleleng secara kumulatif mencapai 3.328 orang. Dari ribuan kasus tersebut, sebanyak 3.033 orang telah berhasil sembuh.

Sementara 132 orang lainnya dinyatakan meninggal dunia. Kini kasus aktif yang masih menjalani perawatan dan karantina mencapai 163 orang.

Sebanyak 87 orang diantaranya menjalani karantina mandiri maupun karantina pada lokasi yang telah disiapkan pemerintah.

Sedangkan 76 orang lainnya menjalani perawatan di berbagai fasilitas medis yang ada di Buleleng, maupun di luar Buleleng. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/