28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:41 AM WIB

Banyu Pinaruh, Ribuan Pemedek Padati Pantai Watu Klotok, Untuk Apa?

RadarBali.com – Banyu Pinaruh yang jatuh setiap hari Minggu atau setelah hari raya Saraswati, diperingati umat Hindu di Klungkung dengan melakukan tradisi pembersihan diri atau malukat di pantai-pantai terdekat.

Berdasar hasil pemantauan, warga Klungkung terlihat memadati pantai-pantai yang ada di Kabupaten Klungkung seperti Pantai Watu Klotok, Desa Tojan, sejak pukul 05.00.

Semakin siang, jumlah umat Hindu yang ingin malukat semakin membludak sehingga para pengunjung terpaksa memarkirkan kendaraannya cukup jauh dari pantai.

Nyoman Sutri, salah seorang pengunjung asal Dusun Minggir, Desa Gelgel mengungkapkan, setiap hari Banyu Pinaruh sudah menjadi tradisi bagi dirinya dan keluarga untuk melakukan pembersihan diri atau malukat ke pantai.

Biasanya sebelum malukat, dia mengaku akan menghaturkan canang terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan muspa atau bersembahyang di pesisir pantai.

“Saat bersembahyang itu, saya meminta agar baik jiwa dan raga saya dibersihkan. Setelah itu baru saya ke pantai untuk membasahi diri,” tuturnya.

Untuk itu, terkait membludaknya warga yang melakukan ritual malukat di pantai, Polres Klungkung bersama Polsek jajaran menerjunkan puluhan personil guna mengamankan jalannya perayaan Banyu Pinaruh di pantai-pantai yang ada di Klungkung.

Menurut Kabag Ops Polres Klungkung Kompol Nyoman Suarsika, pengamanan ini dilakukan karena masyarakat khususnya anak remaja pada acara seperti ini memiliki kecenderungan mengabaikan atau lupa akan keselamatan.

RadarBali.com – Banyu Pinaruh yang jatuh setiap hari Minggu atau setelah hari raya Saraswati, diperingati umat Hindu di Klungkung dengan melakukan tradisi pembersihan diri atau malukat di pantai-pantai terdekat.

Berdasar hasil pemantauan, warga Klungkung terlihat memadati pantai-pantai yang ada di Kabupaten Klungkung seperti Pantai Watu Klotok, Desa Tojan, sejak pukul 05.00.

Semakin siang, jumlah umat Hindu yang ingin malukat semakin membludak sehingga para pengunjung terpaksa memarkirkan kendaraannya cukup jauh dari pantai.

Nyoman Sutri, salah seorang pengunjung asal Dusun Minggir, Desa Gelgel mengungkapkan, setiap hari Banyu Pinaruh sudah menjadi tradisi bagi dirinya dan keluarga untuk melakukan pembersihan diri atau malukat ke pantai.

Biasanya sebelum malukat, dia mengaku akan menghaturkan canang terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan muspa atau bersembahyang di pesisir pantai.

“Saat bersembahyang itu, saya meminta agar baik jiwa dan raga saya dibersihkan. Setelah itu baru saya ke pantai untuk membasahi diri,” tuturnya.

Untuk itu, terkait membludaknya warga yang melakukan ritual malukat di pantai, Polres Klungkung bersama Polsek jajaran menerjunkan puluhan personil guna mengamankan jalannya perayaan Banyu Pinaruh di pantai-pantai yang ada di Klungkung.

Menurut Kabag Ops Polres Klungkung Kompol Nyoman Suarsika, pengamanan ini dilakukan karena masyarakat khususnya anak remaja pada acara seperti ini memiliki kecenderungan mengabaikan atau lupa akan keselamatan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/