25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:47 AM WIB

Fix, Korban Banjir Bandang Biluk Poh Dibantu Bedah Rumah Rp 30 juta

NEGARA – Pembangunan bedah rumah untuk korban banjir bandang di pinggiran Sungai Biluk Poh, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, dianggarkan sebesar RP 30 juta untuk setiap unit rumah.

Hanya saja, dari tiga rumah yang hilang tersapu banjir, masih satu kepala keluarga yang sudah dipastikan dibangun bedah rumah.

Sementara dua kepala keluarga (KK) menunggu keputusan klian banjar, desa, dan pihak kecamatan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang, Perumahan dan Kawasan Pemukiman Jembrana I Wayan Darwin mengatakan,

dari hasil pengecekan ke lokasi rumah yang hilang diterjang banjir bandang, satu rumah miliki warga yang masuk dalam keluarga miskin sudah dipastikan dibantu bedah rumah.

“Sementara yang dua belum (dipastikan). Tetapi prinsipnya tetap nanti kami perhatikan,” ujar I Wayan Darwin.

Kendala untuk dua rumah yang hilang milik dua KK tersebut, satu orang KK meski rumahnya hilang karena banjir belum masuk dalam KK miskin.

Sedangkan satu KK lagi, tidak punya tanah, sehingga perlu ada perjanjian dengan pemilik tanah jika dibangun di tanah orang lain. “Besok (hari ini) kami panggil para korban ini,” terangnya.

Disamping itu, pihaknya menunggu usulan dari banjar, desa dan kecamatan untuk pembangunan bedah rumah bagi dua korban ini.

Apabila sudah dipastikan layak mendapat bedah rumah, maka akan dibangun bedah rumah sesuai dengan standar pemerintah yakni dengan anggaran Rp 30 juta untuk satu unit.

Jadi total Rp 90 juta untuk tiga korban. Terpisah, Klian Banjar Anyar Kelod Kadek Winastra mengatakan, pihaknya sudah menggelar rapat dengan keluarga para korban dan Desa Penyaringan mengenai rencana bedah rumah.

Khusus untuk korban yang tidak memiliki tanah, sudah ada perjanjian akan dibangun di rumah milik anak tirinya.

Sedangkan korban yang tidak masuk KK miskin, juga sudah diusulkan mendapat bedah rumah. “Sudah kami usulkan agar mendapat bantuan bedah rumah. Di bawah sudah tidak ada masalah,” tegasnya.

Seperti diketahui, banjir bandang di Desa Penyaringan membuat tiga unit rumah hilang. Diantaranya, rumah milik Gusti Putu Slamet Arnawa,59; Gusti Komang Suke Merta, 63, dan Ni Nyoman Eri, 79.

Sedangkan untuk korban lain yang rumahnya rusak ringan dan berat sudah diusulkan BPBD Jembrana untuk mendapat bantuan, namun belum diputuskan.(

NEGARA – Pembangunan bedah rumah untuk korban banjir bandang di pinggiran Sungai Biluk Poh, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, dianggarkan sebesar RP 30 juta untuk setiap unit rumah.

Hanya saja, dari tiga rumah yang hilang tersapu banjir, masih satu kepala keluarga yang sudah dipastikan dibangun bedah rumah.

Sementara dua kepala keluarga (KK) menunggu keputusan klian banjar, desa, dan pihak kecamatan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang, Perumahan dan Kawasan Pemukiman Jembrana I Wayan Darwin mengatakan,

dari hasil pengecekan ke lokasi rumah yang hilang diterjang banjir bandang, satu rumah miliki warga yang masuk dalam keluarga miskin sudah dipastikan dibantu bedah rumah.

“Sementara yang dua belum (dipastikan). Tetapi prinsipnya tetap nanti kami perhatikan,” ujar I Wayan Darwin.

Kendala untuk dua rumah yang hilang milik dua KK tersebut, satu orang KK meski rumahnya hilang karena banjir belum masuk dalam KK miskin.

Sedangkan satu KK lagi, tidak punya tanah, sehingga perlu ada perjanjian dengan pemilik tanah jika dibangun di tanah orang lain. “Besok (hari ini) kami panggil para korban ini,” terangnya.

Disamping itu, pihaknya menunggu usulan dari banjar, desa dan kecamatan untuk pembangunan bedah rumah bagi dua korban ini.

Apabila sudah dipastikan layak mendapat bedah rumah, maka akan dibangun bedah rumah sesuai dengan standar pemerintah yakni dengan anggaran Rp 30 juta untuk satu unit.

Jadi total Rp 90 juta untuk tiga korban. Terpisah, Klian Banjar Anyar Kelod Kadek Winastra mengatakan, pihaknya sudah menggelar rapat dengan keluarga para korban dan Desa Penyaringan mengenai rencana bedah rumah.

Khusus untuk korban yang tidak memiliki tanah, sudah ada perjanjian akan dibangun di rumah milik anak tirinya.

Sedangkan korban yang tidak masuk KK miskin, juga sudah diusulkan mendapat bedah rumah. “Sudah kami usulkan agar mendapat bantuan bedah rumah. Di bawah sudah tidak ada masalah,” tegasnya.

Seperti diketahui, banjir bandang di Desa Penyaringan membuat tiga unit rumah hilang. Diantaranya, rumah milik Gusti Putu Slamet Arnawa,59; Gusti Komang Suke Merta, 63, dan Ni Nyoman Eri, 79.

Sedangkan untuk korban lain yang rumahnya rusak ringan dan berat sudah diusulkan BPBD Jembrana untuk mendapat bantuan, namun belum diputuskan.(

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/