33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 12:00 PM WIB

Ngusaba Dodol saat Covid-19, Sepakat Hanya Diwakili Perwakilan Desa

AMLAPURA – Bendesa Adat Duda, Selat, Karangasem Jro Komang Sujana bersama prajuru adat setempat langsung mengambil kebijakan terkait perayaan Ngusaba Dodol yang akan digelar 24 Maret mendatang.

Di mana untuk Ngusaba Dodol kali ini tidak akan dihadiri semua krama dengan sembahyang bersama di Pura Dalem.

Namun, hanya akan dihadiri perwakilan dari Dese Pengarep atau Desa Sangkepan yang berjumlah 27 orang.

Ini akan dibantu dengan Prejuru Desa dan juga Jro Mangku serta sang sulinggih yang akan muput Ngusaba tersebut.

Kebijakan ini memang cukup berani, namun harus dilaksanakan sesuai dengan intruksi Gubernur Bali untuk mengurangi berkumpulnya warga terlalu banyak.

Hal ini dilakukan terkait penyebaran virus Covid 19. “Hasil rapat kami di Desa adat Duda sepakat untuk Ngusaba Dodol tahun ini akan dilaksanakan oleh perwakilan saja,” ujar Jro Komang Sujana.

Warga masyarakat diharapkan melakukan persembahyangan dari rumah dan katur untuk Ide Batara di Dalem atau Ngayeng.

Namun, khusus untuk warga yang Naur Sesangi (bayar kaul, red) tetap bisa melakukan dengan syarat koordinasi dengan Prajuru Desa Adat.

Karena untuk Naur Sesangi tidak bisa dihalangi sebab kaul yang akan di bayarkan tersebut memang sudah janji akan dilakukan pada Ngusaba Dodol saat ini.

Selaian itu untuk pecaruan di Desa adat Duda juga akan dilaksanakan oleh beberapa Prejuru dan Jro Mangku saja. Ini juga dilakukan untuk menekan kerumunan massa yang banyak terjadi.

Sementara atraksi Ogog Ogoh yang biasanya di gelar setiap tahun tahun ini tidak akan digelar. Ogoh ogoh yang sudah selesai akan disimpan untuk sementara.

Jika nanti memungkinkan setelah masa 14 hari akan digelar Parade Budaya untuk memberikan ruang generasi muda untuk mengarak ogoh ogoh.

Hanya saja  untuk saat penggrupukan nanti tidak bisa dilakukan. “Saya paham beberapa kalangan muda kecewa akan hal ini, karena sebagian besar ogoh ogoh sudah selesai dan tinggal diarak.

Namun, ini kita lakukan untuk keselamatan bersama,” ujarnya didampingi Perbekel Duda Timur Gede Pawana dan Perbekel Duda  Gusti Agung Giri.

Ini adalah untuk pertama kalinya Ngusaba Dodol dilaksanakan dalam kondisi suasana seperti ini. Biasanya saat Ngusaba Dodol ribuan warga sembahyang bersama di Pura Dalem Kelod.

Tradisi Ngusaba Dodol sendiri dilaksanakan setahun sekali. Sementara kemarin Prejuru Desa adat Duda melakukan sosialisasi terkait masalah tersebut sehingga warga paham akan kondisi dan tidak ada yang merasa kecewa.

Prajuru Desa adat keliling wewidangan adat dengan menggunakan mobil. Mereka menggunakan pengeras suara untuk mensosialisasikan kepada masyarakat terkait kebijakan tersebut.

Kegiatan ini juga didampingi dari Koramil Selat, serta Babinsa Duda Timur dan Duda juga dari Babinkamtipmas Duda dan Duda Timur. 

AMLAPURA – Bendesa Adat Duda, Selat, Karangasem Jro Komang Sujana bersama prajuru adat setempat langsung mengambil kebijakan terkait perayaan Ngusaba Dodol yang akan digelar 24 Maret mendatang.

Di mana untuk Ngusaba Dodol kali ini tidak akan dihadiri semua krama dengan sembahyang bersama di Pura Dalem.

Namun, hanya akan dihadiri perwakilan dari Dese Pengarep atau Desa Sangkepan yang berjumlah 27 orang.

Ini akan dibantu dengan Prejuru Desa dan juga Jro Mangku serta sang sulinggih yang akan muput Ngusaba tersebut.

Kebijakan ini memang cukup berani, namun harus dilaksanakan sesuai dengan intruksi Gubernur Bali untuk mengurangi berkumpulnya warga terlalu banyak.

Hal ini dilakukan terkait penyebaran virus Covid 19. “Hasil rapat kami di Desa adat Duda sepakat untuk Ngusaba Dodol tahun ini akan dilaksanakan oleh perwakilan saja,” ujar Jro Komang Sujana.

Warga masyarakat diharapkan melakukan persembahyangan dari rumah dan katur untuk Ide Batara di Dalem atau Ngayeng.

Namun, khusus untuk warga yang Naur Sesangi (bayar kaul, red) tetap bisa melakukan dengan syarat koordinasi dengan Prajuru Desa Adat.

Karena untuk Naur Sesangi tidak bisa dihalangi sebab kaul yang akan di bayarkan tersebut memang sudah janji akan dilakukan pada Ngusaba Dodol saat ini.

Selaian itu untuk pecaruan di Desa adat Duda juga akan dilaksanakan oleh beberapa Prejuru dan Jro Mangku saja. Ini juga dilakukan untuk menekan kerumunan massa yang banyak terjadi.

Sementara atraksi Ogog Ogoh yang biasanya di gelar setiap tahun tahun ini tidak akan digelar. Ogoh ogoh yang sudah selesai akan disimpan untuk sementara.

Jika nanti memungkinkan setelah masa 14 hari akan digelar Parade Budaya untuk memberikan ruang generasi muda untuk mengarak ogoh ogoh.

Hanya saja  untuk saat penggrupukan nanti tidak bisa dilakukan. “Saya paham beberapa kalangan muda kecewa akan hal ini, karena sebagian besar ogoh ogoh sudah selesai dan tinggal diarak.

Namun, ini kita lakukan untuk keselamatan bersama,” ujarnya didampingi Perbekel Duda Timur Gede Pawana dan Perbekel Duda  Gusti Agung Giri.

Ini adalah untuk pertama kalinya Ngusaba Dodol dilaksanakan dalam kondisi suasana seperti ini. Biasanya saat Ngusaba Dodol ribuan warga sembahyang bersama di Pura Dalem Kelod.

Tradisi Ngusaba Dodol sendiri dilaksanakan setahun sekali. Sementara kemarin Prejuru Desa adat Duda melakukan sosialisasi terkait masalah tersebut sehingga warga paham akan kondisi dan tidak ada yang merasa kecewa.

Prajuru Desa adat keliling wewidangan adat dengan menggunakan mobil. Mereka menggunakan pengeras suara untuk mensosialisasikan kepada masyarakat terkait kebijakan tersebut.

Kegiatan ini juga didampingi dari Koramil Selat, serta Babinsa Duda Timur dan Duda juga dari Babinkamtipmas Duda dan Duda Timur. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/