29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:35 AM WIB

Pasien Meninggal Ada Riwayat Ginjal, Susul Ibu Meninggal 11 Hari Lalu

SEMARAPURA – I Putu AS, 49, warga Banjar Jero Agung Klod, Desa Gelgel meninggal dunia dan dimakamkan dengan protokol Covid-19 di Setra Bugbugan, Desa Gelgel, Minggu (21/6) sekitar pukul 11.00 Wita.

Pemakaman dengan protokol Covid-19 itu dilakukan lantaran I Putu AS dinyatakan positif terpapar Covid-19 sehari setelah meninggal dunia.

Ketua Satgas Gotong Royong Pencegahan Covid-19 Desa Adat Gelgel, Gede Eka Sumaya Putra, menuturnya, sebelum meninggal

I Putu AS sempat pulang ke rumahnya di Gelgel untuk mengikuti prosesi pemakaman ibunya yang meninggal dunia 11 hari yang lalu.

Pada saat itu kondisi I Putu AS sudah tidak sehat mengingat dia memiliki riwayat sakit ginjal dan harus rutin melakukan cuci darah.

Meski begitu, I Putu AS masih bisa beraktivitas dan mengikuti prosesi pemakaman ibunya. Sore setelah upacara pemakanan selesai, I Putu AS kembali ke rumahnya di Denpasar.

“Pada saat itu sudah mulai drop namun tidak dibawa ke RS Ganesa di mana dia sering melakukan cuci darah, tetapi dibawa dapat ke RS Wangaya,” kata Eka Sumaya Putra.

Sebelum dirawat di RS Wangaya, I Putu AS menjalani pemeriksaan swab terlebih dulu. Namun, satu kali 24 jam masuk RS Wangaya, kondisi I Putu AS kritis dan meninggal 17 Juni lalu.

“Tanggal 18 Juni keluar hasil swabnya yang menyatakan positif covid-19,” bebernya. Tanggal 19 Juni, pihaknya mendapat informasi bila warganya itu

meninggal dunia dan dinyatakan terpapar covid-19 dan keesokannya akhirnya pihak keluarga yang tinggal di kediaman ibu dari I Putu AS diminta untuk tidak pergi keluar rumah.

“Dan secara resmi menjalani isolasi mandiri hari ini (kemarin). Ada sebanyak 2 KK dengan jumlah jiwa sekitar tujuh orang yang menjalani isolasi mandiri,” katanya.

Pemakaman pun akhirnya dilakukan Minggu (21/6) kemarin. Soal ngaben, pihak adat sebenarnya tidak mempermasalahkan.

“Ketika beliau mau diaben ada caranya. Setelah digali langsung melalui proses pembakaran terlebih dahulu. Paling cepat boleh ngaben setelah satu tahun beliau dikubur,” jelas Eka.

Yang mengejutkan, menurutnya, tujuh warga yang diminta untuk melakukan isolasi mandiri itu ternyata juga berada di Setra Bugbugan untuk mengikuti prosesi pemakaman I Putu AS.

Lantaran sudah berada di kuburan, akhirnya warga yang seharusnya menjalani isolasi mandiri itu diminta untuk berada terpisah dari warga lainnya.

“Yang datang melayat hanya keluarga dekat saja dan sudah kami atur jaraknya,” ungkapnya.

Terkait dengan warga yang sempat kontak dengan I Putu AS, dia mengaku telah melakukan penelusuran. Adapun hari ini rencananya akan dilakukan rapid test. 

SEMARAPURA – I Putu AS, 49, warga Banjar Jero Agung Klod, Desa Gelgel meninggal dunia dan dimakamkan dengan protokol Covid-19 di Setra Bugbugan, Desa Gelgel, Minggu (21/6) sekitar pukul 11.00 Wita.

Pemakaman dengan protokol Covid-19 itu dilakukan lantaran I Putu AS dinyatakan positif terpapar Covid-19 sehari setelah meninggal dunia.

Ketua Satgas Gotong Royong Pencegahan Covid-19 Desa Adat Gelgel, Gede Eka Sumaya Putra, menuturnya, sebelum meninggal

I Putu AS sempat pulang ke rumahnya di Gelgel untuk mengikuti prosesi pemakaman ibunya yang meninggal dunia 11 hari yang lalu.

Pada saat itu kondisi I Putu AS sudah tidak sehat mengingat dia memiliki riwayat sakit ginjal dan harus rutin melakukan cuci darah.

Meski begitu, I Putu AS masih bisa beraktivitas dan mengikuti prosesi pemakaman ibunya. Sore setelah upacara pemakanan selesai, I Putu AS kembali ke rumahnya di Denpasar.

“Pada saat itu sudah mulai drop namun tidak dibawa ke RS Ganesa di mana dia sering melakukan cuci darah, tetapi dibawa dapat ke RS Wangaya,” kata Eka Sumaya Putra.

Sebelum dirawat di RS Wangaya, I Putu AS menjalani pemeriksaan swab terlebih dulu. Namun, satu kali 24 jam masuk RS Wangaya, kondisi I Putu AS kritis dan meninggal 17 Juni lalu.

“Tanggal 18 Juni keluar hasil swabnya yang menyatakan positif covid-19,” bebernya. Tanggal 19 Juni, pihaknya mendapat informasi bila warganya itu

meninggal dunia dan dinyatakan terpapar covid-19 dan keesokannya akhirnya pihak keluarga yang tinggal di kediaman ibu dari I Putu AS diminta untuk tidak pergi keluar rumah.

“Dan secara resmi menjalani isolasi mandiri hari ini (kemarin). Ada sebanyak 2 KK dengan jumlah jiwa sekitar tujuh orang yang menjalani isolasi mandiri,” katanya.

Pemakaman pun akhirnya dilakukan Minggu (21/6) kemarin. Soal ngaben, pihak adat sebenarnya tidak mempermasalahkan.

“Ketika beliau mau diaben ada caranya. Setelah digali langsung melalui proses pembakaran terlebih dahulu. Paling cepat boleh ngaben setelah satu tahun beliau dikubur,” jelas Eka.

Yang mengejutkan, menurutnya, tujuh warga yang diminta untuk melakukan isolasi mandiri itu ternyata juga berada di Setra Bugbugan untuk mengikuti prosesi pemakaman I Putu AS.

Lantaran sudah berada di kuburan, akhirnya warga yang seharusnya menjalani isolasi mandiri itu diminta untuk berada terpisah dari warga lainnya.

“Yang datang melayat hanya keluarga dekat saja dan sudah kami atur jaraknya,” ungkapnya.

Terkait dengan warga yang sempat kontak dengan I Putu AS, dia mengaku telah melakukan penelusuran. Adapun hari ini rencananya akan dilakukan rapid test. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/