28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:15 AM WIB

MIRIS!! Stok Obat Habis, Warga Binaan Lapas Tabanan Terancam Meradang

TABANAN -Minimnya alokasi anggaran pusat untuk pengadaan obat-obatan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) berdampak.

Terlebih dengan terus bertambahnya jumlah warga binaan, besaran alokasi anggaran sebesar Rp 5 juta per tahun yang dianggarkan Kementerian Hukum dan HAM RI hanya cukup untuk pengadaan obat beberapa bulan.

Seperti halnya di Lapas Kelas II B Tabanan.

Akibat minimnya anggaran, stok obat di Lapas ini terus menipis dan terancam habis.

Kepala Lapas Kelas II B Tabanan, I Putu Murdiana membenarkan dengan menipisnya stok obat bagi warga binaan Lapas Tabanan.

Bahkan, kata Murdiana, dengan minimnya stok, dalam hitungan hari, stok obat-obatan akan habis.

Dijelaskan, dengan jumlah warga binaan yang saat ini mencapai 146 orang, maka dengan alokasi dana anggaran sebesar Rp 5 juta per tahun dinilai sangat kurang bahkan miris.

“Jika dibagi maka anggaran untuk sebulan hanya sekitar  Rp 416 ribu atau sekitar Rp 2800 ribu per warga binaan per bulan,” jelas Murdiana.

Itupun imbuh Murdiana, pencairan dana pusat dicairkan secara bertahap.

Tahap pertama sudah dicairkan Rp 2,5 juta di Bulan Januari.

Sementara tahap kedua sudah dicairkan Rp 2,5 juta di bulan Maret.

“Sementara sudah menginjak bulan Juli stok obat kami sudah habis,” ungkapnya.

Untuk mengatasi permasalahan itu, pihaknya akan berkoordinasi ke Dinas Kesehatan Tabanan.

Pasalnya benar-benar Lapas Tabanan membutuhkan obat-obat untuk stok dibulan-bulan berikutnya.

“Rencana besok saya akan bertemu dengan Dinkes Tabanan.

Untuk stok-stok obat-obat yang menipis seperti obat alergi, obat flu, vitamin, antibiotik, anti nyeri dan obat lainya.

Ini kami lakukan agar warga binaan tetap bisa mendapat pelayanan ketika memerlukan obat,”pungkasnya.

TABANAN -Minimnya alokasi anggaran pusat untuk pengadaan obat-obatan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) berdampak.

Terlebih dengan terus bertambahnya jumlah warga binaan, besaran alokasi anggaran sebesar Rp 5 juta per tahun yang dianggarkan Kementerian Hukum dan HAM RI hanya cukup untuk pengadaan obat beberapa bulan.

Seperti halnya di Lapas Kelas II B Tabanan.

Akibat minimnya anggaran, stok obat di Lapas ini terus menipis dan terancam habis.

Kepala Lapas Kelas II B Tabanan, I Putu Murdiana membenarkan dengan menipisnya stok obat bagi warga binaan Lapas Tabanan.

Bahkan, kata Murdiana, dengan minimnya stok, dalam hitungan hari, stok obat-obatan akan habis.

Dijelaskan, dengan jumlah warga binaan yang saat ini mencapai 146 orang, maka dengan alokasi dana anggaran sebesar Rp 5 juta per tahun dinilai sangat kurang bahkan miris.

“Jika dibagi maka anggaran untuk sebulan hanya sekitar  Rp 416 ribu atau sekitar Rp 2800 ribu per warga binaan per bulan,” jelas Murdiana.

Itupun imbuh Murdiana, pencairan dana pusat dicairkan secara bertahap.

Tahap pertama sudah dicairkan Rp 2,5 juta di Bulan Januari.

Sementara tahap kedua sudah dicairkan Rp 2,5 juta di bulan Maret.

“Sementara sudah menginjak bulan Juli stok obat kami sudah habis,” ungkapnya.

Untuk mengatasi permasalahan itu, pihaknya akan berkoordinasi ke Dinas Kesehatan Tabanan.

Pasalnya benar-benar Lapas Tabanan membutuhkan obat-obat untuk stok dibulan-bulan berikutnya.

“Rencana besok saya akan bertemu dengan Dinkes Tabanan.

Untuk stok-stok obat-obat yang menipis seperti obat alergi, obat flu, vitamin, antibiotik, anti nyeri dan obat lainya.

Ini kami lakukan agar warga binaan tetap bisa mendapat pelayanan ketika memerlukan obat,”pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/