25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:26 AM WIB

Warga Selat Krisis Air Berbulan-camat, Camat Sukasada Bilang…

SELAT – Warga di Desa Selat, Kecamatan Sukasada, Buleleng mengeluh. Krisis air bersih yang terjadi di desa tersebut, tak kunjung tertangani.

Selama berbulan-bulan warga kesulitan mengakses air bersih di rumah mereka. Ironisnya hingga kini tak kunjung ada bantuan suplai air bersih yang diberikan pada warga.

Krisis air bersih itu paling banyak dialami oleh warga di Banjar Dinas Bululada, Banjar Dinas Selat, serta Banjar Dinas Gambuh.

Camat Sukasada Made Dwi Adnyana tak menampik kondisi krisis air bersih di Desa Selat. Dwi menyatakan, tiap tahun dirinya selalu duduk bersama dengan aparat desa setempat untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Hanya saja sumber air bersih di hulu desa memang sangat minim. Bahkan, air terjun di desa setempat juga tak dialiri air pada musim kering.

“Padahal hutannya dikelola dengan baik. Tapi, herannya tidak ada air kalau musim kemarau. Air terjunnya juga tidak dialiri air. Kami masih mencoba mencari sumber air di daerah hulu,” kata Dwi.

Rencananya desa setempat akan menanam sejumlah tanaman yang memiliki daya serap air cukup besar. Sehingga pada musim kemarau, masih ada air yang bisa mengalir ke rumah warga.

Kini masih dikaji jenis pohon apa yang cocok ditanam, sehingga tak merusak vegetasi hutan yang ada di hulu desa.

Selain itu upaya pencarian sumber mata air bawah tanah maupun air permukaan masih terus dilakukan. 

SELAT – Warga di Desa Selat, Kecamatan Sukasada, Buleleng mengeluh. Krisis air bersih yang terjadi di desa tersebut, tak kunjung tertangani.

Selama berbulan-bulan warga kesulitan mengakses air bersih di rumah mereka. Ironisnya hingga kini tak kunjung ada bantuan suplai air bersih yang diberikan pada warga.

Krisis air bersih itu paling banyak dialami oleh warga di Banjar Dinas Bululada, Banjar Dinas Selat, serta Banjar Dinas Gambuh.

Camat Sukasada Made Dwi Adnyana tak menampik kondisi krisis air bersih di Desa Selat. Dwi menyatakan, tiap tahun dirinya selalu duduk bersama dengan aparat desa setempat untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Hanya saja sumber air bersih di hulu desa memang sangat minim. Bahkan, air terjun di desa setempat juga tak dialiri air pada musim kering.

“Padahal hutannya dikelola dengan baik. Tapi, herannya tidak ada air kalau musim kemarau. Air terjunnya juga tidak dialiri air. Kami masih mencoba mencari sumber air di daerah hulu,” kata Dwi.

Rencananya desa setempat akan menanam sejumlah tanaman yang memiliki daya serap air cukup besar. Sehingga pada musim kemarau, masih ada air yang bisa mengalir ke rumah warga.

Kini masih dikaji jenis pohon apa yang cocok ditanam, sehingga tak merusak vegetasi hutan yang ada di hulu desa.

Selain itu upaya pencarian sumber mata air bawah tanah maupun air permukaan masih terus dilakukan. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/