SEMARAPURA-Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta, Sabtu (22/12) mendadak marah besar.
Suwirta mendadak mencak-mencak saat dirinya melihat sejumlah lampu hias yang ada di Lapangan Klungkung dirusak oknum tak bertanggung jawab.
Bahkan saking marahnya, bupati langsung menginterogasi petugas Satpol PP, Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) dan Dinas Kebudayaan , Kepemudaan dan Olahraga (Disbudpora) Klungkung di depan umum.
Sejumlah petugas dari tiga OPD itu langsung “disemprot” di depan umum.
Usut punya usut, bupati geram dengan lampu hias hasil urunan pimpinan OPD di Pemkab Klungkung yang berada di lapangan Puputan Klungkung dirusak oknum tak bertanggungjawab.
“Kondisi seperti itu tidak mungkin rusak akibat ketidaksengajaan. Pasti ini ulah orang-orang usil,” terangnya Bupati Suwirta dengan nada kesal.
Atas kondisi ini Bupati Suwirta yang didampingi Sekda Gede Putu Winastra dan sejumlah Kepala OPD terkait langsung menginterogasi petugas Satpol PP dan sejumlah petugas kebersihan yang bertugas di Lapangan Puputan Klungkung.
Hanya saja, salah seorang petugas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Disbudpora) Klungkung yang diinterogasi mengatakan dirinya juga baru tahu kondisi sejumlah lampu hias tersebut rusak dan terputus.
Padahal menurutnya saat acara Pesta Rakyat yang digelar pada Kamis (22/12) lalu, lampu-lampu tersebut masih menyala. Petugas Satpol PP pun juga mengatakan hal yang serupa.
“Petugas jaga harus selalu siaga dan tidak lengah. Petugas harus rajin berpatroli dengan menyebar diri dan tidak berkumpul,” ujar Bupati asal Nusa Ceningan disela monitoring evaluasi (monev) ke sejumlah proyek fisik jelang akhir tahun anggaran 2018.
Lebih lanjut Suwirta langsung meminta staf Disbudpora Klungkung, I Gusti Ngurah Arimbawa untuk kembali menyambungkan kabel lampu yang masih tersisa sehingga bisa menyala lagi pada malam hari.
Selain mendapati sejumlah lampu yang dirusak, sejumlah titik pada jalur jogging sudah mulai rusak dan berlubang. Menurut Suwirta kerusakan tersebut mestinya langsung mendapatkan perbaikan mengingat masih dalam tahap perawatan.
“Rekanan sengaja mengulur waktu hingga akhir masa perawatan. Setelah itu baru dilakukan perbaikan,” katanya.