29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:18 AM WIB

Tangkal Secara Niskala, Desa Adat Buleleng Gelar Sengker Wewidangan

SINGARAJA – Prajuru di Desa Adat Buleleng melakukan ritual sengker wewidangan, Rabu (22/4) kemarin.

Ritual itu dijalankan sebagai upaya niskala dalam mencegah penyebaran penyakit covid-19, khususnya di wewidangan Desa Adat Buleleng.

Ritual itu dilangsungkan bertepatan dengan rahina tilem kadasa yang jatuh pada buda pon medangkungan.

Prajuru desa adat bersama dengan krama tridatu sudah berkumpul di Sekretariat Desa Adat Buleleng, sejak pukul 08.00 pagi.

Selanjutnya prajuru melakukan persembahyangan di Pura Kahyangan Tiga. Tirta yang dimohonkan dari Pura Bale Agung, Pura Dalem, dan Pura Segara, kemudian dibawa ke Sekretariat Desa Adat. 

Tirta kemudian di-ingkup (dicampur) di sekretariat desa adat. Sehingga ada dua jenis tirta yang didapat. Yakni tirta peneduh gumi dan tirta wangsupada. Tirta lantas dibagikan pada masing-masing kelian banjar adat.

Bendesa Adat Buleleng Nyoman Sutrisna mengatakan, ritual itu dilakukan dengan merujuk lontar Roga Sangara Bumi.

Selain itu, dalam awig Desa Adat Buleleng juga diatur tentang hal tersebut. “Kami melakukan langkah secara niskala, agar penyakit covid-19 ini bisa berakhir di bumi ini, khususnya di wewidangan Desa Adat Buleleng,” kata Sutrisna.

Usai melakukan persembahyangan dengan para prajuru dan krama tridatu, dilakukan proses memercikkan tirta wangsupada dan tirta peneduh bumi di seluruh wewidangan.

Tirta diletakkan pada kendaraan bak terbuka, dan dipercikkan di seluruh wilayah. Terutama di batas-batas antar desa adat.

Uniknya saat memercikkan tirta di wewidangan Banjar Adat Kampung Anyar, sejumlah tukang parkir yang sedang bertugas menghentikan mobil yang membawa tirta.

Mereka meminta agar dipercikkan tirta agar terlindungi secara niskala. Demikian halnya saat prajuru sampai di wewidangan Banjar Adat Kampung Baru.

Sejumlah krama, termasuk yang tinggal di Asrama Polri Kampung Baru juga nunas tirta. Mereka membawa kantong plastik dan meminta pada prajuru.

Sementara secara skala, Sutrisna mengatakan Satgas Gotong Royong juga sudah melakukam berbagai upaya.

Yakni melakukan penyemprotan disinfektan secara berkala, membagikan masker pada krama, serta mengedukasi warga dalam mencegah penyakit. 

SINGARAJA – Prajuru di Desa Adat Buleleng melakukan ritual sengker wewidangan, Rabu (22/4) kemarin.

Ritual itu dijalankan sebagai upaya niskala dalam mencegah penyebaran penyakit covid-19, khususnya di wewidangan Desa Adat Buleleng.

Ritual itu dilangsungkan bertepatan dengan rahina tilem kadasa yang jatuh pada buda pon medangkungan.

Prajuru desa adat bersama dengan krama tridatu sudah berkumpul di Sekretariat Desa Adat Buleleng, sejak pukul 08.00 pagi.

Selanjutnya prajuru melakukan persembahyangan di Pura Kahyangan Tiga. Tirta yang dimohonkan dari Pura Bale Agung, Pura Dalem, dan Pura Segara, kemudian dibawa ke Sekretariat Desa Adat. 

Tirta kemudian di-ingkup (dicampur) di sekretariat desa adat. Sehingga ada dua jenis tirta yang didapat. Yakni tirta peneduh gumi dan tirta wangsupada. Tirta lantas dibagikan pada masing-masing kelian banjar adat.

Bendesa Adat Buleleng Nyoman Sutrisna mengatakan, ritual itu dilakukan dengan merujuk lontar Roga Sangara Bumi.

Selain itu, dalam awig Desa Adat Buleleng juga diatur tentang hal tersebut. “Kami melakukan langkah secara niskala, agar penyakit covid-19 ini bisa berakhir di bumi ini, khususnya di wewidangan Desa Adat Buleleng,” kata Sutrisna.

Usai melakukan persembahyangan dengan para prajuru dan krama tridatu, dilakukan proses memercikkan tirta wangsupada dan tirta peneduh bumi di seluruh wewidangan.

Tirta diletakkan pada kendaraan bak terbuka, dan dipercikkan di seluruh wilayah. Terutama di batas-batas antar desa adat.

Uniknya saat memercikkan tirta di wewidangan Banjar Adat Kampung Anyar, sejumlah tukang parkir yang sedang bertugas menghentikan mobil yang membawa tirta.

Mereka meminta agar dipercikkan tirta agar terlindungi secara niskala. Demikian halnya saat prajuru sampai di wewidangan Banjar Adat Kampung Baru.

Sejumlah krama, termasuk yang tinggal di Asrama Polri Kampung Baru juga nunas tirta. Mereka membawa kantong plastik dan meminta pada prajuru.

Sementara secara skala, Sutrisna mengatakan Satgas Gotong Royong juga sudah melakukam berbagai upaya.

Yakni melakukan penyemprotan disinfektan secara berkala, membagikan masker pada krama, serta mengedukasi warga dalam mencegah penyakit. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/