RadarBali.com – Aksi Lukevason duduk di pelinggih mengundang keresahan krama Bali. Mereka mengecam aksi wisatawan asing itu.
Beruntung Lukevason menyadari dan segera meminta maaf, lalu menghapus foto-foto tak pantas itu.
Bendesa Adat Lembongan, I Made Sukadana, Sabtu (22/7) tidak berani membenarkan atau menampik peristiwa yang terlihat pada foto itu.
Sebab hingga saat ini, pihak Desa Lembongan bekerja sama dengan pihak Kepolisian dan Imigrasi masih mencari dua wisatawan tersebut untuk dimintai keterangannya tentang kebenaran peristiwa itu.
“Kami belum berani memvonis benar atau salah, karena kami baru melihat itu dimedia. Kami masih mencari tahu apakah itu benar-benar terjadi atau hanya editan. Kalau dari segi lokasinya, itu memang ada kemiripan dengan pura kami,” terangnya.
Meski peristiwa dua wisman duduk di pelinggih Pura Sakenan, Nusa Lembongan belum diketahui kebenarannya, dia mengungkapkan, bahwa di Pura tersebut akan tetap digelar upacara adat yang bertujuan untuk mengembalikan kesucian Pura.
“Kami akan berkoordinasi dan menunggu keputusan dari Pemangku dalam waktu dekat ini,” ungkap Made Sukadana.
Untuk mencegah terjadinya hal serupa di kemudian hari, dia mengaku sudah berkomunikasi dengan operator pariwisata agar setiap wisatawan dibekali pengetahuan tentang mana hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Selain itu, Pura-Pura yang ada di wilayahnya juga akan dipasang pintu pagar sehingga tidak sembarangan orang bisa masuk.
“Sebenarnya di Pura itu sudah kami rencanakan untuk pemasangan pintu pagar, namun belum selesai dibuat,” tandasnya.