RadarBali.com – Kondisi daerah aliran sungai (DAS) di Tabanan cukup memprihatinkan. Rata-rata, sungai menjadi tempat pembuangan sampah. Salah satunya di Tukad Yeh Dati, Desa Banjar Anyar, Kediri, Tabanan.
Pantauan koran ini, sampah menumpuk dam Tukad Yeh Dati, di perbatasan antara Banjar Mekar Sari dan Banjar Sanggulan, Desa Banjar Anyar, sekitar 100 meter barat Terminal Kediri.
Kondisinya memprihatinkan karena diapit oleh sejumlah pemukiman penduduk, termasuk sejumlah perumahan. Tak sedikit warga membuang sampah rumah tangga, termasuk yang anorganik berupa plastik, kaleng logam, popok bayi (diaper) dan lainnya.
Air yang mengaliri sejumlah subak, di antaranya Subak Kediri dan Subak Benkel itu pun tercemar. Ikan sering terlihat mengambang mati.
“Sungainya tercemar. Sering ada ikan besar-besar naik, mati,” kata Ahmad Abdurahman, 20, warga yang tinggal di Banjar Mekar saat memancing di dam tersebut.
Menurut dia, setiap hari ada sampah di sungai ini. Rata-rata, katanya, sampah rumah tangga. Banyak juga sampah yang dibungkus plastik.
“Ya setiap hari ada sampahnya. Menumpuk,” tukasnya. Lebih lanjut, sampah tidak hanya menumpuk di saluran sungai.
Di bantaran sungai juga banyak sampah menumpuk yang dibuang warga. Kebetulan, rata-rata rumah warga membelakangi sungai.
Akibatnya, warga seenaknya membuang sampah dari belakang rumah langsung ke bantaran sungai atau ke sungai.
Padahal, sekitar 50 meter dari dam, atau permukiman warga, ada tempat pembuangan sampah. Sampah yang menumpuk di dam maupun di bantaran sungai juga menebar bau tak sedap.
Saluran sungai ini juga bermuara di pantai. Maka tak heran, pantai-pantai di Tabanan dan Badung ini dipenuhi sampah dari sungai-sungai di wilayah Tabanan, Badung dan Jembrana.
Plastik-plastik ini kelak juga sebagian menjadi mikroplastik atau nanoplastik, yang dimakan biota laut, termasuk ikan, yang kemudian dimakan manusia bila tertangkap nelayan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tabanan AA Rai Icwara ketika dihubungi kemarin (24/7) tidak mengangkat ponselnya.