33.8 C
Jakarta
27 April 2024, 14:44 PM WIB

Program Bima Juara Jalan di Tempat, Bupati Suwirta Turun Tangan

SEMARAPURA – Program inovatif Beli Mahal Jual Murah (Bima Juara) milik Pemkab Klungkung yang bertujuan untuk membeli gabah para petani dengan harga yang lebih tinggi

dari harga pasaran dan menjual berasnya ke masyarakat dengan harga yang lebih murah dari harga pasaran ternyata jalan di tempat alias tidak mengalami perkembangan.

Meski ada tiga Koperasi Unit Desa (KUD) untuk menyukseskan program tersebut, hanya sekitar 6 persen gabah petani di Kabupaten Klungkung yang bisa diserap sampai saat ini.

“Artinya 94 persen dari total gabah yang dihasilkan petani serapannya masih ke mana-mana. Harapan kami dengan adanya program ini sebenarnya kan agar petani

bisa menjual gabahnya ke KUD dengan harga yang lebih mahal sehingga nanti petani mendapat peningkatan penjualan,” ujar Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta.

Menurutnya, ada berbagai faktor yang menyebabkan program itu tidak berkembang. Mulai dari jumlah KUD yang bekerja sama belum bertambah, kemudian permodalan, dan sumber daya manusia yang masih terbatas.

Sehingga membuat masih minimnya gabah petani yang bisa diserap. “Kemudian KUD juga belum mampu bersaing dengan penebas.

Di mana penebas bisa memberikan uang di depan. Kami sadari mereka yang berkecimpung di koperasi ini sudah lanjut usia,” katanya.

Upaya yang pihaknya akan lakukan untuk memajukan program tersebut, yakni dengan menambah KUD yang diajak bekerja sama, memberikan bantuan permodalan,

serta mendorong keterlibatan anak-anak muda untuk turun serta memajukan program ini. “Harapan saya, program ini nantinya bisa menyerap gabah petani hingga 50 persen,” tandasnya.

SEMARAPURA – Program inovatif Beli Mahal Jual Murah (Bima Juara) milik Pemkab Klungkung yang bertujuan untuk membeli gabah para petani dengan harga yang lebih tinggi

dari harga pasaran dan menjual berasnya ke masyarakat dengan harga yang lebih murah dari harga pasaran ternyata jalan di tempat alias tidak mengalami perkembangan.

Meski ada tiga Koperasi Unit Desa (KUD) untuk menyukseskan program tersebut, hanya sekitar 6 persen gabah petani di Kabupaten Klungkung yang bisa diserap sampai saat ini.

“Artinya 94 persen dari total gabah yang dihasilkan petani serapannya masih ke mana-mana. Harapan kami dengan adanya program ini sebenarnya kan agar petani

bisa menjual gabahnya ke KUD dengan harga yang lebih mahal sehingga nanti petani mendapat peningkatan penjualan,” ujar Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta.

Menurutnya, ada berbagai faktor yang menyebabkan program itu tidak berkembang. Mulai dari jumlah KUD yang bekerja sama belum bertambah, kemudian permodalan, dan sumber daya manusia yang masih terbatas.

Sehingga membuat masih minimnya gabah petani yang bisa diserap. “Kemudian KUD juga belum mampu bersaing dengan penebas.

Di mana penebas bisa memberikan uang di depan. Kami sadari mereka yang berkecimpung di koperasi ini sudah lanjut usia,” katanya.

Upaya yang pihaknya akan lakukan untuk memajukan program tersebut, yakni dengan menambah KUD yang diajak bekerja sama, memberikan bantuan permodalan,

serta mendorong keterlibatan anak-anak muda untuk turun serta memajukan program ini. “Harapan saya, program ini nantinya bisa menyerap gabah petani hingga 50 persen,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/