28.2 C
Jakarta
14 November 2024, 21:03 PM WIB

Parah! Minim Logistik, Nasib Ribuan Pengungsi Gunung Agung Terancam

RadarBali.com – Gunung Agung sudah masuk level awas. Gelombang pengungsi pun semakin meningkat. Namun sayang kebutuhan logistik di beberapa pos masih minim.

Hal ini terjadi di di beberapa pengungsian seperti wantilan Desa Tenganan Pengrinsingan, Manggis. Di lokasi ini ada warga Tanah Aron yang sedang mengungsi.

Selain itu ada juga warga Desa Buana Giri Bebandem. Pengungsi sendiri Jumat kemarin sudah memenuhi beberapa tempat.

Hanya saja sampai pukul 16.00 wita pasukan logistik dari pemerintah belum juga masuk. Sehingga untuk sementara masih di pasok pihak desa adat.

Alat tidur dan selimut juga belum masuk. Di lokasi ini pengungsi mencapai 249 jiwa. Mereka tidur di lantai dan hanya beralas tikar dan karpet dan berselimut kain seadanya.

 “Saya hanya bawa pakaian seadanya,” ujar Ketut Suti, 40. Suti sendiri mengungsi bersama dengan dua orang putrinya.

Sementara suaminya belum mengungsi karena masih mengurus sapi. Dan hari ini baru rencana masuk pengungsian.

Perbekel Tenganan Putu Yudiana mengaku menyediakan empat tempat dengan daya tamping 600 orang.

Untuk konsumsi sudah ditangani desa adat sambil menunggu bantuan pemerintah. Untuk alas tidur pihak desa hanya mampu menyediakan tikar dan karpet.

 Ketua Komisi IV DPRD Bali I Nyoman Parta sempat meninjau pengungsi. Dirinya memberikan aspirasi langkah – langkah yang diambil desa adat.

Pihaknya menilai kalau MCK dan logistik sudah diberikan Desa adat. Hanya saja ke depanya untuk konsumsi diharapkan agar dibantu pemerintah.

RadarBali.com – Gunung Agung sudah masuk level awas. Gelombang pengungsi pun semakin meningkat. Namun sayang kebutuhan logistik di beberapa pos masih minim.

Hal ini terjadi di di beberapa pengungsian seperti wantilan Desa Tenganan Pengrinsingan, Manggis. Di lokasi ini ada warga Tanah Aron yang sedang mengungsi.

Selain itu ada juga warga Desa Buana Giri Bebandem. Pengungsi sendiri Jumat kemarin sudah memenuhi beberapa tempat.

Hanya saja sampai pukul 16.00 wita pasukan logistik dari pemerintah belum juga masuk. Sehingga untuk sementara masih di pasok pihak desa adat.

Alat tidur dan selimut juga belum masuk. Di lokasi ini pengungsi mencapai 249 jiwa. Mereka tidur di lantai dan hanya beralas tikar dan karpet dan berselimut kain seadanya.

 “Saya hanya bawa pakaian seadanya,” ujar Ketut Suti, 40. Suti sendiri mengungsi bersama dengan dua orang putrinya.

Sementara suaminya belum mengungsi karena masih mengurus sapi. Dan hari ini baru rencana masuk pengungsian.

Perbekel Tenganan Putu Yudiana mengaku menyediakan empat tempat dengan daya tamping 600 orang.

Untuk konsumsi sudah ditangani desa adat sambil menunggu bantuan pemerintah. Untuk alas tidur pihak desa hanya mampu menyediakan tikar dan karpet.

 Ketua Komisi IV DPRD Bali I Nyoman Parta sempat meninjau pengungsi. Dirinya memberikan aspirasi langkah – langkah yang diambil desa adat.

Pihaknya menilai kalau MCK dan logistik sudah diberikan Desa adat. Hanya saja ke depanya untuk konsumsi diharapkan agar dibantu pemerintah.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/