28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:41 AM WIB

BIBU Ngaku Tak Pernah Janji Ground Breaking, Sebut Statement Wagub

RadarBali.com – Janji ground breaking atau peletakan batu pertama yang sempat disebutkan oleh Presiden Direktur PT. BIBU Panji Sakti, I Made Mangku, kini disangkal.

Mangku bahkan menyebut bahwa janji peletakan batu pertama itu bukan pernyataan dari dirinya, melainkan dari Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta.

PT. BIBU Panji Sakti kini sudah mulai melakukan persiapan upacara pakelem di Pura Penegil Dharma, Desa Pakraman Kubutambahan.

Mereka sudah berada di Buleleng guna mengawali persiapan jelang upacara pakelem yang akan dilakukan pada Senin (28/8) pekan depan.

Pihak BIBU yang menawarkan pembangunan bandara offshore atau lepas pantai itu juga melakukan sosialisasi kepada kelompok nelayan yang ada di Desa Kubutambahan, sore kemarin.

Sosialisasi dilangsungkan di salah satu restoran yang ada di Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan. Sosialisasi itu, disebut permintaan dari nelayan di Desa Kubutambahan.

“Ini mendadak sebenarnya. Kami diminta saat sampai di Buleleng kemarin (Selasa, Red). Tiba-tiba kami diminta bertemu dengan kelompok nelayan, kami iyakan,” kata Mangku.

Perusahaan sebenarnya berkeinginan melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Hanya saja mereka mengaku tidak mendapat izin dari pemerintah.

PT.BIBU sudah beberapa kali menyurati beberapa pihak, seperti Bupati Buleleng, SKPD terkait, termasuk birokrat paling bawah, ternyata tidak mendapatkan respon. Belakangan mereka malah tak diizinkan melakukan sosialisasi.

“Di satu sisi masyarakat berkeinginan dapat informasi lebih baik. Akhirnya kayak tadi, kami serba salah. Mau sosialisasi kemudian dihambat. Tidak sosialisasi, itu kewajiban sebuah perusahaan yang masuk suatu daerah. Kami ikut saja,” imbuhnya.

Kepada wartawan, Presdir PT. BIBU Panji Sakti I Made Mangku juga memastikan bahwa acara yang dilangsungkan pada Senin pekan depan, adalah upacara pakelem.

Bukan ground breaking seperti yang selama ini beredar. Mangku mengatakan dirinya tidak pernah menyatakan bahwa acara pekan depan adalah ground breaking, karena belum mendapatkan izin penetepan lokasi dari Kementerian Perhubungan.

Bukankah pernah ber-statement soal ground breaking pada April lalu? Mangku dengan tegas membantahnya.

Menurutnya, pernyataan itu adalah petikan hasil wawancara dengan Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta.

Ia pun tak tahu mengapa statement itu tiba-tiba muncul dan dilimpahkan kepada dirinya, seolah-olah ia yang menyatakan.

“Itu adalah wawancara dari Pak Wagub sebenarnya. Dari hasil Pak Wagub itu ke Jakarta. Mungkin apa yang terjadi di sana, kami juga tidak tahu tiba-tiba itu muncul. Cuman sayangnya pernyataan itu seolah-olah saya yang menyatakan. Sebenarnya itu pernyataan pak wagub sebenarnya. Tetapi dilimpahkan ke saya, seolah-olah saya yang menyatakan itu. Padahal tidak. Kami juga tidak gegabah,” tegas Mangku.

Upacara pakelem sendiri sengaja digelar karena penetapan lokasi belum turun. “Kami mohon restu pada penguasa di sini, termasuk Tuhan Yang maha Esa, agar diberi jalan dan penlok ini bisa segera turun. Agar bisa bisa merealisasikan konsep bandara dengan baik. Tidak ada ground breaking,” imbuhnya.

Perusahaan sendiri menyerahkan kepada pemerintah, lokasi mana yang terbaik. Kalau toh konsep yang ditawarkan oleh PT. BIBU Panji Sakti tidak diterima karena sesuatu dan lain hal, pihaknya pun bisa legowo menerima. Hanya saja perusahaan meminta agar pemerintah memberi ketegasan soal lokasi. 

RadarBali.com – Janji ground breaking atau peletakan batu pertama yang sempat disebutkan oleh Presiden Direktur PT. BIBU Panji Sakti, I Made Mangku, kini disangkal.

Mangku bahkan menyebut bahwa janji peletakan batu pertama itu bukan pernyataan dari dirinya, melainkan dari Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta.

PT. BIBU Panji Sakti kini sudah mulai melakukan persiapan upacara pakelem di Pura Penegil Dharma, Desa Pakraman Kubutambahan.

Mereka sudah berada di Buleleng guna mengawali persiapan jelang upacara pakelem yang akan dilakukan pada Senin (28/8) pekan depan.

Pihak BIBU yang menawarkan pembangunan bandara offshore atau lepas pantai itu juga melakukan sosialisasi kepada kelompok nelayan yang ada di Desa Kubutambahan, sore kemarin.

Sosialisasi dilangsungkan di salah satu restoran yang ada di Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan. Sosialisasi itu, disebut permintaan dari nelayan di Desa Kubutambahan.

“Ini mendadak sebenarnya. Kami diminta saat sampai di Buleleng kemarin (Selasa, Red). Tiba-tiba kami diminta bertemu dengan kelompok nelayan, kami iyakan,” kata Mangku.

Perusahaan sebenarnya berkeinginan melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Hanya saja mereka mengaku tidak mendapat izin dari pemerintah.

PT.BIBU sudah beberapa kali menyurati beberapa pihak, seperti Bupati Buleleng, SKPD terkait, termasuk birokrat paling bawah, ternyata tidak mendapatkan respon. Belakangan mereka malah tak diizinkan melakukan sosialisasi.

“Di satu sisi masyarakat berkeinginan dapat informasi lebih baik. Akhirnya kayak tadi, kami serba salah. Mau sosialisasi kemudian dihambat. Tidak sosialisasi, itu kewajiban sebuah perusahaan yang masuk suatu daerah. Kami ikut saja,” imbuhnya.

Kepada wartawan, Presdir PT. BIBU Panji Sakti I Made Mangku juga memastikan bahwa acara yang dilangsungkan pada Senin pekan depan, adalah upacara pakelem.

Bukan ground breaking seperti yang selama ini beredar. Mangku mengatakan dirinya tidak pernah menyatakan bahwa acara pekan depan adalah ground breaking, karena belum mendapatkan izin penetepan lokasi dari Kementerian Perhubungan.

Bukankah pernah ber-statement soal ground breaking pada April lalu? Mangku dengan tegas membantahnya.

Menurutnya, pernyataan itu adalah petikan hasil wawancara dengan Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta.

Ia pun tak tahu mengapa statement itu tiba-tiba muncul dan dilimpahkan kepada dirinya, seolah-olah ia yang menyatakan.

“Itu adalah wawancara dari Pak Wagub sebenarnya. Dari hasil Pak Wagub itu ke Jakarta. Mungkin apa yang terjadi di sana, kami juga tidak tahu tiba-tiba itu muncul. Cuman sayangnya pernyataan itu seolah-olah saya yang menyatakan. Sebenarnya itu pernyataan pak wagub sebenarnya. Tetapi dilimpahkan ke saya, seolah-olah saya yang menyatakan itu. Padahal tidak. Kami juga tidak gegabah,” tegas Mangku.

Upacara pakelem sendiri sengaja digelar karena penetapan lokasi belum turun. “Kami mohon restu pada penguasa di sini, termasuk Tuhan Yang maha Esa, agar diberi jalan dan penlok ini bisa segera turun. Agar bisa bisa merealisasikan konsep bandara dengan baik. Tidak ada ground breaking,” imbuhnya.

Perusahaan sendiri menyerahkan kepada pemerintah, lokasi mana yang terbaik. Kalau toh konsep yang ditawarkan oleh PT. BIBU Panji Sakti tidak diterima karena sesuatu dan lain hal, pihaknya pun bisa legowo menerima. Hanya saja perusahaan meminta agar pemerintah memberi ketegasan soal lokasi. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/