31.8 C
Jakarta
19 November 2024, 21:51 PM WIB

Pagerwesi, Krama Hindu Buleleng Serbu Kuburan

RadarBali.com – Hari raya Pagerwesi selalu dirayakan dengan nuansa yang berbeda, utamanya di wilayah Kecamatan Buleleng.

Setiap hari raya Galungan, suasana di seputaran Kota Singaraja tak ubahnya dengan suasana saat hari raya Galungan di wilayah Bali Selatan.

Sejak pagi hingga sore hari kemarin, suasana di Kota Singaraja terlihat lengang. Kondisi ramai hanya terlihat di sejumlah kawasan pekuburan, atau setra.

Baik itu di Setra Kayubuntil, Setra Buleleng, maupun di Setra Banyuning.

Seperti yang terekam di Setra Banyuning, arus kendaraan dibuat padat merayap, karena banyak peziarah yang mendatangi setra.

Kemacetan terjadi di sepanjang Jalan Gempol sampai Simpang Empat Komodo. Hal tak jauh berbeda terjadi di Setra Buleleng.

Ratusan krama memadati Pura Dalem Buleleng sejak pagi dan melanjutkannya ke Setra Buleleng. Warga yang memiliki kerabat yang telah meninggal, namun belum melalui upacara mekingsan ring geni, selalu mendatangi setra setiap kali upacara Pagerwesi.

Warga membawa banten punjung dan meletakkannya di atas pusara kerabat mereka. Sementara pihak keluarga besar juga membawa makanan sendiri dan menyantapnya beramai-ramai di sekitar pusara.

Kebiasaan itu terus dilakukan sejak lama dan telah menjadi tradisi turun temurun. Sehingga susasana di setra pun mirip dengan piknik keluarga.

Salah satu warga, Rudi Hartono mengaku datang ke Setra Buleleng dengan keluarga besarnya. Pria asal Kelurahan Banjar Jawa itu berziarah karena masih memiliki keluarga yang belum mekingsan ring geni.

“Baru mekingsan ring pertiwi saja, belum mekingsan ring geni. Jadi kalau masih punya tetaneman, setiap Pagerwesi istilahnya ya wajib datang ke setra, menghormati kerabat, berziarah juga, sekaligus memohon maaf ke kerabat yang sudah meninggal karena belum bisa melakukan upacara mekingsan ring geni,” ujar Rudi.

RadarBali.com – Hari raya Pagerwesi selalu dirayakan dengan nuansa yang berbeda, utamanya di wilayah Kecamatan Buleleng.

Setiap hari raya Galungan, suasana di seputaran Kota Singaraja tak ubahnya dengan suasana saat hari raya Galungan di wilayah Bali Selatan.

Sejak pagi hingga sore hari kemarin, suasana di Kota Singaraja terlihat lengang. Kondisi ramai hanya terlihat di sejumlah kawasan pekuburan, atau setra.

Baik itu di Setra Kayubuntil, Setra Buleleng, maupun di Setra Banyuning.

Seperti yang terekam di Setra Banyuning, arus kendaraan dibuat padat merayap, karena banyak peziarah yang mendatangi setra.

Kemacetan terjadi di sepanjang Jalan Gempol sampai Simpang Empat Komodo. Hal tak jauh berbeda terjadi di Setra Buleleng.

Ratusan krama memadati Pura Dalem Buleleng sejak pagi dan melanjutkannya ke Setra Buleleng. Warga yang memiliki kerabat yang telah meninggal, namun belum melalui upacara mekingsan ring geni, selalu mendatangi setra setiap kali upacara Pagerwesi.

Warga membawa banten punjung dan meletakkannya di atas pusara kerabat mereka. Sementara pihak keluarga besar juga membawa makanan sendiri dan menyantapnya beramai-ramai di sekitar pusara.

Kebiasaan itu terus dilakukan sejak lama dan telah menjadi tradisi turun temurun. Sehingga susasana di setra pun mirip dengan piknik keluarga.

Salah satu warga, Rudi Hartono mengaku datang ke Setra Buleleng dengan keluarga besarnya. Pria asal Kelurahan Banjar Jawa itu berziarah karena masih memiliki keluarga yang belum mekingsan ring geni.

“Baru mekingsan ring pertiwi saja, belum mekingsan ring geni. Jadi kalau masih punya tetaneman, setiap Pagerwesi istilahnya ya wajib datang ke setra, menghormati kerabat, berziarah juga, sekaligus memohon maaf ke kerabat yang sudah meninggal karena belum bisa melakukan upacara mekingsan ring geni,” ujar Rudi.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/