AMLAPURA—Tradisi “Ngelungsur” digelar warga Semeton Krama Dadia Kemoning, Abang Kelod, Kecamatan Abang, Karangasem.
Tradisi leluhur turun-temurun dan sudah berjalan ratusan tahun itu digelar warga setempat usai menggelar Aci Sugihan Bali di Pura Pesimpangan.
Jro Mangku Pura Pesimpangan I Nengah Mangku Sudiarsana dikonfirmasi menjelaskan, bahwa tradisi Ngulungusur memang rutin dilakukan.
Lungsuran ini, kata Jro Mangku Sudiarsana selain memiliki makna berkah permohonan keselamatan kepada krama Dadia, tradisi ini diakui juga sebagai bentuk goyong-royong dan kebersamaan.
Dimana menurutnya, saat Aci semua perlengkapan upacara dikerjakan secara bersama-sama. “Begitu selesai, Aci lungsuran juga wajib dinikmati bersama-sama dengan dibawa pulang dibagi secara merata kepada semua krama dadia yang berjumlah 100 KK,”terangnya.
Saat aci dilakukan, sarana upacara seperti ayam, itik atau bebek, maupun sarana lainya dikeluarkan secara bersama-sama. Sementara biaya lainya juga berdasarkan urunan krama sekitar 300 ribu per orang,”tambahnya.
Sebelum lungsuran dibagi kepada seluruh krama dadia, terlebih dahulu dilakukan ngelayub atau ngelungsur (mengambil) sesaji (persembahan) yang dipersembahkan di beberapa pelinggih.
Setelah proses ngelungsur sesaji selesai, kemudian seluruh sesaji dikumpulkan jadi satu. Lalu di bagi menjadi 100 bagian seperti jumlah krama dan dibagikan untuk dibawa pulang.
Lungsuran tersebut lengkap dengan daging ayam, bebek, babi guling, buah, dan juga nasi setiap paket atau tanding sama jumlahnya. “Ini adalah wujud dari paice Ida Betara yang memang harus dinikmati sebagai bentuk syukur,” ujarnya.
Sementara itu, Perbekel Abang I Nyoman Sutirtayana yang juga anggota krama dadia setempat mengakui kalau tradisi ini sudah terjadi sejak lama. Menurutnya, tradisi ini bagian dari untuk memohon berkah keselamatan kepada Ida Betara atau Ida Sesuhunan yang melinggih (bersemayam) di Pura Dadia tersebut.
Sementara selaian sebagian di nikmati kalau memang ada yang tidak layak karena rusak itu terkadang diberikan kepada hewan peliharaanya.
Seperti babi dan juga sapi serta ayam. ini juga mengandung doa agar hewan peliharaan juga selamat dan cepat besar tidak kena serangan penyakit.
Tradisi ini juga terjadi di pura-pura lainya di Abang.