NEGARA – Penundaan pembayaran jasa pelayanan (jaspel) tenaga kesehatan di RSU Negara menjadi sorotan Dewan Jembrana.
Pasalnya, keterlambatan pembayaran jaspel dikhawatirkan menjadi pemicu rendahnya kualitas pelayanan tenaga kesehatan,
terutama pelayanan di tengah pandemi Covid-19 ini sehingga upaya melawan Covid-19 di Jembrana terganggu.
Hal tersebut diungkap Wakil Ketua DPRD Jembrana I Wayan Suardika. Menurutnya, untuk mencari solusi dari benang kusut masalah jaspel tenaga kesehatan ini,
pihaknya akan memanggil pihak manajemen RSU Negara untuk klarifikasi dan mendalami permasalahan yang terjadi sehingga bisa mencari solusi.
“Kami akan koordinasikan dulu dengan rumah sakit agar masalah Jaspel ini tidak berlarut-larut dan mengganggu pelayanan,” terangnya.
Menurut politisi partai Golkar ini, masalah Jaspel tenaga kesehatan yang belum dibayar tidak hanya terjadi di RSU Negara, tetapi juga di puskesmas.
Karena itu, pihaknya juga akan memanggil Dinas Kesehatan untuk mengklarifikasi masalah Jaspel bagi tenaga kesehatan di puskesmas.
“Kami mendengar kegaduhan masalah Jaspel tenaga kesehatan yang belum dibayar ini juga terjadi di puskesmas,” terangnya.
Masalah Jaspel yang belum dibayar ini, lanjutnya, bisa menjadi masalah serius karena berkaitan dengan kinerja tenaga kesehatan.
Di tengah pandemi Covid-19 yang terjadi sejak tahun 2020 ini, tenaga kesehatan merupakan garda terdepan melawan Covid-19, sehingga t tenaga kesehatan harus diperhatikan dengan serius.
Sementara itu, menurut sejumlah tenaga kesehatan, Jaspel tenaga kesehatan yang belum dibayar sebenarnya bukan hanya dua bulan, tetapi sudah lima bulan.
Sejak Agustus hingga Desember belum ada pembayaran Jaspel. Karena pembayaran terakhir Jaspel bulan Oktober lalu, merupakan Jaspel bulan Juli.
Sehingga pihak rumah sakit masih memiliki “utang” Jaspel tenaga kesehatan jika diakumulasikan menjadi lima bulan.
“Selama dua bulan dari November dan Desember, memang tidak ada pembayaran Jaspel sama sekali. Terakhir Jaspel diterima bulan Oktober untuk pembayaran Jaspel bulan Juli,” kata salah satu tenaga kesehatan.
Diberitakan sebelumnya, ada dua permasalahan yang terjadi antara tenaga kesehatan dan manajemen RSU Negara yang sudah lama terjadi.
Pertama masalah Jaspel tenaga kesehatan yang belum dibayar dari bulan November dan Desember. Hingga tahun anggaran baru bulan Januari ini, tenaga kesehatan belum menerima Jaspel yang semestinya hak mereka.
Nilainya, tergantung dari profesi tenaga kesehatan, misalnya dokter umum Jaspel sebesar Rp 3 juta setiap bulan.
Mengenai penundaan pembayaran jaspel ini, pelaksana tugas (Plt) Direktur RSU Negara I Gusti Bagus Ketut Oka Parwata sebelumnya mengatakan,
Jaspel yang belum dibayarkan selama dua bulan, yakni bulan November dan Desember memang belum dibayarkan pada tenaga kesehatan.
“Jaspel memang belum dibayar. Januari ini target saya sudah dibagikan,” ungkapnya. Pihaknya belum membagikan Jaspel tenaga kesehatan karena bisa melebihi pagu anggaran.
Karena sebelumnya, anggaran Covid-19 termasuk belanja sebelum ada refocusing anggaran sudah menggunakan anggaran Blud. “Pasti Januari ini dibagikan,” tegasnya.
Disamping itu, pihaknya akan menggunakan sistem yang baru mengenai Jaspel yang berlandaskan asas keadilan dan manfaat. “Teman-teman di rumah sakit tidak sabaran. Padahal sudah saya sampaikan,” terangnya.