31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 9:59 AM WIB

Lupa Jalan Turun, Pendaki Asal Rusia Kelelahan di Lereng Gunung Agung

AMLAPURA – Erupsi Gunung Agung yang terjadi berulangkali dengan durasi singkat, rupanya, memacu andrenalin “pendaki gila” untuk mencoba tantangan.

Berkali-kali dilarang, tetap saja ada wisatawan yang nekat mendaki ke Gunung Agung. Kemarin kembali dua orang wisatawan asal Rusia nekat mendaki ke Gunung Agung.

Mereka adalaj Jima, 38, dan rekannya Arti, 30, asal Rusia. Kedua bule tersebut naik Gunung Agung lewat jalur Pasar Agung, Selat, Sebudi, Karangasem.

keduanya ditemukan dalam radius 2 km dari puncak dalam kondisi kelelahan. Mereka ini ditemukan warga Yeh Kori, Desa Jungutan, Bebandem.

Keduanya sempat berteriak-teriak minta tolong karena tidak tahu jalan keluar. Kebetulan warga Yeh Kori saat ini sedang menyabit rumput di lereng gunung.

Tahu ada wisatawan yang tersesat, kemudian mereka melaporkan ke kawil Yah Kori Gede Sudirman.

Kemudian tiga warga Yeh Kori memutuskan naik untuk mencari wisatawan tersebut sekitar pukul 00.00 wita malam lalu. Mereka yang naik adalah Sudirman, Wayan Ariana dan Kadek Adi.

Wisatawan tersebut kemudian di papah ke bawah melalui jalur Pura Pasar Agung Bebandem. Kedua bule tersebut di Bali menginap di Hotel Giri Putra Canggu.

Kepada petugas, kedua warga asing ini mengaku sempat naik menuju puncak. Namun pada ketinggian sekitar 500 meter dari puncak tejadi hembusan.

Sehingga meraka takut dan kembali ke bawah. Keduanya tidak menggunakan guide dan mendaki juga secara diam diam atau ilegal.

Kedua bule tersebut tidak menemukan jalan turun alias tersesat. Mereka lupa jalan turun yang awalnya dia naik.

Mereka menelurusi tebing jurang ke bawah sehingga tiba di jurang yang cukup dalam. Karena tidak bisa turun, lalu naik kembali sehingga terus berputar putar hingga kelelahan.

Keduanya berhasil ditemukan pukul 11.45 kemarin dan langsung diajak turun. Mereka juga sempat diajak ke Polsek Selat untuk diinterogasi.

Menurut Mangku Sugata, warga yang juga relawan Pasebaya yang ikut melakukan pencarian mengatakan kalau kedua bule tersebut dalam kondisi sehat dan hanya terlihat lelah saja.

“Mereka terlihat gemetar karena capek,” ujarnya. Menurut si bule, saat turun, mereka menemukan jurang. Mereka kemudian naik lagi ke ketinggian 2 km.

Waktu mereka berteriak ditemukan warga yang sedang mencari bunga di lereng Gunung Agung. Karena selaian mencari rumput, warga Yeh Kori juga sering naik mencari bunga Kasna atau Edelwis.

Terlebih lagi menjelang Ngusaba Dodol di Desa Duda, bunga tersebut biasanya dijual kepada warga. Karena saat Ngusaba dodol warga wajib menggunakan bunga tersebut.

Saat ditanya sang bule mengaku mendapat informasi dari media sosial kalau bisa mendaki ke Gunung Agung alias tidak ada larangan.

Dirinya mengaku tidak tahu kalau mendaki sekarang ini di larang karena Gunung Agung sedang aktif dan berada pada level III.

PVMBG sendiri tetap merekomndasikan dengan radius 4 km agar kosong dan warga tidak boleh melakukan aktifitas termasuk pendakian.

AMLAPURA – Erupsi Gunung Agung yang terjadi berulangkali dengan durasi singkat, rupanya, memacu andrenalin “pendaki gila” untuk mencoba tantangan.

Berkali-kali dilarang, tetap saja ada wisatawan yang nekat mendaki ke Gunung Agung. Kemarin kembali dua orang wisatawan asal Rusia nekat mendaki ke Gunung Agung.

Mereka adalaj Jima, 38, dan rekannya Arti, 30, asal Rusia. Kedua bule tersebut naik Gunung Agung lewat jalur Pasar Agung, Selat, Sebudi, Karangasem.

keduanya ditemukan dalam radius 2 km dari puncak dalam kondisi kelelahan. Mereka ini ditemukan warga Yeh Kori, Desa Jungutan, Bebandem.

Keduanya sempat berteriak-teriak minta tolong karena tidak tahu jalan keluar. Kebetulan warga Yeh Kori saat ini sedang menyabit rumput di lereng gunung.

Tahu ada wisatawan yang tersesat, kemudian mereka melaporkan ke kawil Yah Kori Gede Sudirman.

Kemudian tiga warga Yeh Kori memutuskan naik untuk mencari wisatawan tersebut sekitar pukul 00.00 wita malam lalu. Mereka yang naik adalah Sudirman, Wayan Ariana dan Kadek Adi.

Wisatawan tersebut kemudian di papah ke bawah melalui jalur Pura Pasar Agung Bebandem. Kedua bule tersebut di Bali menginap di Hotel Giri Putra Canggu.

Kepada petugas, kedua warga asing ini mengaku sempat naik menuju puncak. Namun pada ketinggian sekitar 500 meter dari puncak tejadi hembusan.

Sehingga meraka takut dan kembali ke bawah. Keduanya tidak menggunakan guide dan mendaki juga secara diam diam atau ilegal.

Kedua bule tersebut tidak menemukan jalan turun alias tersesat. Mereka lupa jalan turun yang awalnya dia naik.

Mereka menelurusi tebing jurang ke bawah sehingga tiba di jurang yang cukup dalam. Karena tidak bisa turun, lalu naik kembali sehingga terus berputar putar hingga kelelahan.

Keduanya berhasil ditemukan pukul 11.45 kemarin dan langsung diajak turun. Mereka juga sempat diajak ke Polsek Selat untuk diinterogasi.

Menurut Mangku Sugata, warga yang juga relawan Pasebaya yang ikut melakukan pencarian mengatakan kalau kedua bule tersebut dalam kondisi sehat dan hanya terlihat lelah saja.

“Mereka terlihat gemetar karena capek,” ujarnya. Menurut si bule, saat turun, mereka menemukan jurang. Mereka kemudian naik lagi ke ketinggian 2 km.

Waktu mereka berteriak ditemukan warga yang sedang mencari bunga di lereng Gunung Agung. Karena selaian mencari rumput, warga Yeh Kori juga sering naik mencari bunga Kasna atau Edelwis.

Terlebih lagi menjelang Ngusaba Dodol di Desa Duda, bunga tersebut biasanya dijual kepada warga. Karena saat Ngusaba dodol warga wajib menggunakan bunga tersebut.

Saat ditanya sang bule mengaku mendapat informasi dari media sosial kalau bisa mendaki ke Gunung Agung alias tidak ada larangan.

Dirinya mengaku tidak tahu kalau mendaki sekarang ini di larang karena Gunung Agung sedang aktif dan berada pada level III.

PVMBG sendiri tetap merekomndasikan dengan radius 4 km agar kosong dan warga tidak boleh melakukan aktifitas termasuk pendakian.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/